DALAM bidang filsafat dan keilmuan ada yang dikenal dengan istilah eskatologi. Ini merupakan bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa pada masa depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia, yang biasanya disebut sebagai hari akhir atau kiamat.
Dalam Islam, kiamat merupakan sebuah kepastian. bahkan meyakini adanya hari kiamat merupakan salah satu rukun Iman. Keimanan dalam hal ini mencakup berbagai aspek, serta gambaran garis besarnya, mulai dari adanya siksa dan nikmat kubur, hari kebangkitan, berkumpul di padang mahsyar, penghitungan semua amal, pembalasan, pembagian kitab, timbangan, telaga, melewati shirat, surga dan neraka.
Muhammad Ahmad al-‘Amari menggambarkan secara global bahwa kewajiban setiap muslim, tanpa terkecuali, dituntut untuk mengetahui serta menyakini, bahwa di dalam kubur nanti ada nikmat maupun siksa bagi penghuninya.
Alam kubur juga disebut alam barzakh. Dari segi bahasa, “barzakh” berarti “pemisah”. Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai “periode antara kehidupan dunia dan akhirat”. Keberadaan di sana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat.
Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat menggambarkan kehidupan di sana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca. Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka melihat kita yang hidup di pentas bumi ini.
BACA JUGA: Lakukan Amalan Ini agar Diterangi di Alam Kubur
Di sisi lain, menurut Quraish Shihab, harus dipahami bahwa kubur yang dimaksud di sini bukannya sebidang tanah tempat jasad mereka dikuburkan, tetapi satu alam yang kita tidak tahu persis bagaimana keadaannya.
Hadis-hadis Nabi pun -dengan kualitas yang beraneka ragam- amat banyak yang berbicara tentang alam barzakh, sehingga amat riskan untuk menolak keberadaan alam itu hanya dengan menggunakan satu atau dua ayat yang sepintas terlihat berbeda dengan keterangan-keterangan tersebut.
Hadis yang diriwayatkan dari Abu Sa’id, beliau menceritakan: “Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله ِصَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّار ِ )) [رواه الترمذي وضعفه الألباني].
“Sesungguhnya kubur itu tak ubahnya, bagaikan taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka.”
Walaupun hadis tersebut dikatakan lemah oleh para ulama, menurut Muhammad Ahmad al-‘Amari, akan tetapi maknanya sahih. Hal itu sebagaimana yang telah di tunjukkan oleh al-Qur’an serta hadis sahih lainnya dari Nabi SAW.
Allah SWT berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَحَاقَ بَِٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ ٤٥ ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ﴾ [غافر ]
“Dan Fir’aun beserta kaumnya (mereka) dikelilingi oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS Ghaafir: 45-46).
Selanjutnya, Nabi SAW juga biasa dalam do’anya berlindung kepada Allah dari azab kubur.
Sebuah hadis sahih yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari, dari Aisyah, bahwa pernah pada suatu hari ada seorang wanita Yahudi berkunjung ke rumahnya, kemudian di sela-sela pembicaraanya, wanita tersebut menyebut masalah azab kubur. Maka Aisyah mengatakan padanya semoga Allah melindungimu dari azab kubur.
Tatkala Rasulullah datang, maka Aisyah menanyakan kepada beliau tentang azab kubur. Dan beliau menjawab; ‘Ia, azab kubur itu ada’.
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضَيَ اللهُ عَنْهَا :(( فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ صَلَّى صَلَاةً إِلَّا تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ)) [رواه البخاري] .
Aisyah mengatakan: “Tidak pernah saya melihat Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebuah salat melainkan pasti meminta perlindungan kepada Allah dari azab kubur”.
Selain itu, beliau juga menekankan umatnya agar berlindung dari azab kubur.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwasannya Rasulullah SAW menyuruh umatnya agar mereka berlindung dari azab kubur.
Dalam bukunya, Muhammad Ahmad al-‘Amari juga menyebut adanya hadis sahih yang mengabarkan tentang sebagian orang yang mendapat azab kubur.
Dalam sebuah hadis yang sahih dari Rasulallah, mengabarkan kepada kita beberapa orang yang akan mendapat adzab kubur, diantaranya; hadisnya Abu Ayub. Diriwayatkan darinya, beliau menceritakan:
((خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ , قَدْ وَجَبَتْ الشَّمْسُ فَسَمِعَ صَوْتًا فَقَالَ يَهُودُ تُعَذَّبُ فِي قُبُورِهَا)) [رواه البخاري] .
“Pada suatu hari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar tatkala matahari hampir tenggelam, lalu beliau mendengar ada suara, maka beliau bersabda: ‘(Itu adalah suaranya) orang Yahudi yang sedang diazab di dalam kuburnya”.
Dalam hadis yang lain, dijelaskan dari sahabat Abdullah bin Abbas, beliau mengatakan; ‘Bahwasannya Nabi SAW pernah melewati dua kuburan yang penghuninya sedang diazab, maka beliau bersabda:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا فَقَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا )) [ رواه البخاري ] .
“Seunggguhnya kedua penghuni kubur ini sedang diazab, tidaklah mereka diazab dalam permasalahan yang besar. Adapun yang pertama, dia diazab karena dirinya tidak menutup aurat ketika sedang kencing. Sedangkan yang satunya lagi, maka dia diazab karena senang mengadu domba”. Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu membelah menjadi dua, dan meletakkan di atas tiap kubur tadi. Maka para sahabat merasa heran dengan tindakan Rasulullah, sehingga mereka bertanya: “Ya Rasulallah, kenapa engkau lakukan ini? Semoga Allah meringankan azabnya selagi pelepah kurma ini belum kering, jawab beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam”.
Itu beberapa bukti adanya siksa kubur bagi penghuninya. Sedangkan di antara nikmat kubur yang akan diperoleh adalah, seperti yang telah datang penjelasannya dalam hadisnya Abu Darda radhiyallahu ‘anhu. Yang isinya menyatakan bahwa tidak ada seorang manusiapun, tanpa terkecuali, baik laki maupun perempuan, ketika mereka meninggal dunia, kemudian dikubur melainkan ruhnya akan langsung dikembalikan ke dalam jasadnya, begitu selesai acara pemakaman.
Lalu datanglah dua orang malaikat, yang kemudian keduanya mendudukannya dan menanyakan padanya empat pertanyaan:
Pertama: Siapa Rabbmu?.
Kedua: Apa agamamu?.
Ketiga: Siapa Nabimu?
Keempat: Dari mana kamu memperoleh jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas.
Jika seandainya dia mampu menjawab keempat pertanyaan tersebut, maka Allah dengan cepat segera memberitahu tentang keberhasilan dalam ujian yang baru saja dikerjakannya. Setelah itu, Allah menyuruh para malaikat agar memberikan padanya enam hadiah sekaligus, sedang dia masih berada di dalam kuburnya. Enam hadiah tersebut yaitu:
Pertama: Kasur dari surga.
Kedua: Pakaian dari surga.
Ketiga: Dibukakan baginya pintu menuju surga, sehingga bau surga datang mengalir semerbak ke dalam kuburnya, lalu diperlihatkan padanya keindahan surga dan para penduduknya serta segala macam isi yang ada di dalamnya.
Keempat: Berita gembira, kalau dirinya telah mengantongi tiket masuk surga serta termasuk sebagai calon tetap penghuni surga sedangkan ia masih di dalam kuburnya.
Kelima: Diluaskan kuburnya sejauh mata memandang.
Keenam: Kuburnya diterangi dengan cahaya yang terang benderang.
Dari Baraa’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi SAW pernah menyebutkan seorang hamba yang beriman apabila telah dipendam di dalam kuburnya, beliau menceritakan:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ؟.فَيَقُولُ رَبِّيَ اللهُ . فَيَقُولاَنِ لَهُ مَادِينُكَ؟ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ . فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ . فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللهِ r . فَيَقُولاَنِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ؟ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ. فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَافْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ . قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ . وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ , فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ ؟. فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ ، فيقُولُ : رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي )) [رواه أحمد، وأبو داود وصححه الألباني]
“Maka ruh orang tersebut dikembalikan ke dalam jasadnya, lalu datanglah dua malaikat, kemudian keduanya mendudukannya, dan bertanya:
Siapa Rabbmu? Ia menjawab; ‘Rabbku adalah Allah’. Keduanya bertanya lagi; ‘Apa agamamu? Agamaku Islam, jawabnya. Siapa orang ini yang telah di utus ditengah-tengah kalian? Dia adalah Rasulallah. Apa dasarmu? Saya membaca di al-Qur’an maka saya beriman dengannya dan membenarkannya.
Setelah selesai, dan dia mampu menjawab semua pertanyaan tadi, maka terdengar suara dari langit, Sesungguhnya benar apa yang dikatakan oleh hambaKu, berilah ia kasur dari surga, pakaikan padanya pakaian dari surga, lalu bukakan baginya pintu menuju surga.
Kemudian datanglah bau surga serta keindahannya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Lalu datanglah seorang laki-laki yang bagus rupanya, berpakaian indah dan berbau wangi dan mengatakan padanya; ‘Kabar gembira dengan segala yang menyenangkanmu, inilah hari yang telah dijanjikan padamu. Ia bertanya pada orang tersebut; ‘Siapa kamu, duhai orang yang wajahnya membawa kebaikan?. Saya adalah amal salehmu, jawabnya. Lantas ia berdo’a; ‘Ya Allah, segera tegakkan hari kiamat sampai kiranya saya bisa kembali pada keluarga dan hartaku”.
Sedangkan adanya azab kubur, maka hal ini telah dijelaskan dalam hadisnya Abu Darda, dikatakan bahwasannya tidaklah seorangpun baik kafir maupun munafik, laki maupun perempuan yang meninggal dunia, kemudian dipendam di dalam kuburnya melainkan pasti akan dikembalikan ruh ke dalam tubuhnya, langsung setelah selesai acara pemakamannya.
Lalu datanglah di dalam kuburnya dua malaikat, lantas keduanya mendudukannya dan bertanya sama seperti pertanyaan-pertanyaan di atas. Namun apabila dirinya tidak mampu menjawab dari pertanyaan tersebut, maka Allah SWT segera memberitahu tentang kegagalannya, dan memerintahkan agar ia diberi empat hal.
Pertama: Pakaian dari neraka.
Kedua: Dibukakan pintu dari kuburnya menuju neraka, sehingga panas dan hawa neraka masuk ke dalam kuburnya.
Ketiga: Dipersempit kuburnya, sampai-sampai meremuk seluruh tulang-belualngnya.
Keempat: Kabar buruk sedangkan ia didalam kuburnya, baginya setempel calon penduduk neraka.
Hal itu sebagaimana yang tercantum di dalam haditsnya Baraa’ bin Azib, beliau mengatakan: “Bahwa Nabi SAW pernah bersabda tentang orang kafir apabila telah dipendam dalam kuburnya. Beliau bersabda:
فَقَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : ((فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ ، وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ . فَيَقُولاَ نِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ؟. فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا دِينُكَ؟. فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي. فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟. فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ. فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ. وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ .فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ .فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ ؟ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ. فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ )) [ رواه أحمد، وأبو داود، وصححه الألباني]
“Lalu setelah itu, ruhnya di kembalikan ke dalam tubuhnya. Datanglah dua malaikat, lantas mendudukkannya, dan bertanya: “Siapa Rabbmu? Dia menjawab: “Hah..hah saya tidak tahu”. Keduanya bertanya lagi: “Apa agamamu? Dia masih menjawa: ” Hah..hah saya tidak tahu”. Siapa laki-laki ini yang telah diutus di antara kalian? Hah..hah saya tidak tahu, jawabnya.
BACA JUGA: Ketika Manusia Berbaring di dalam Kuburnya
Maka terdengar suara dari langit, sungguh dusta apa yang ia ucapkan, berilah dia kasur dari neraka, bukakan untuknya pintu neraka. Lalu merembaslah hawa, bau dan panasnya neraka ke dalam kuburnya. Kuburnya menjadi sempit sehingga tulang belulangnya menjadi remuk. Dalam keadaan seperti itu, datanglah seorang laki-laki yang berwajah buruk, pakaiannya jelek, dan baunya busuk, sembari mengatakan: ‘Kabar untukmu yang telah berbuat buruk, inilah hari yang dulu pernah dijanjikan padamu”. Siapa kamu, wajahmu mendatangkan keburukan? Tanyanya. Sayalah amalan burukmu, jawab orang tersebut. Maka iapun berdo’a: ‘Ya Allah, tangguhkanlah kiamat itu”.
Manusia di dalam kegelapan kubur berada di antara dua hal: mendapat nikmat atau adzab. Hal itu sampai tegak hari kiamat kelak, dan apabila kiamat telah datang maka Allah Ta’ala mengembalikan ruh mereka ke dalam tubuhnya ketika berada di dunia, setelah itu Allah lalu menghidupkan mereka. Sebagaimana yang tersirat dalam firman Allah SWT:
قال الله تعالى : ﴿ ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ﴾ [سورة الحج: 6]
“Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah ilah yang benar dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS al-Hajj: 6).
Dalam hadits disebutkan, dari Abdullah bin Amr, beliau berkata: “Saya pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَقُوْلُ: (( ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ )) [ رواه مسلم ] .
“Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis atau deras maka hujan tersebut menumbuhkan jasad manusia”.
Itulah beberapa fase perjalanan seorang manusia setelah kematiannya lalu dikubur hingga ia dibangkitkan dan dikumpulkan oleh Allah SWT sehingga ia mengetahui, apakah sebagai penghuni surga atau neraka. []
Referensi: Ada Apa di Hari Kiamat/ Karya: Muhammad Ahmad al-‘Amari/ Penerjemah: Arif Hidayatullah/ Penerbit: Islam House