Oleh: Ummu Jeevan
indri.poetri@gmail.com
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik…..” (QS. An-Nahl: 72)
MENIKAH merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah selain tujuan utama menikah untuk beribadah kepada Allah dan merupakan perintah Allah, menikah juga bertujuan untuk memperoleh keturunan sholih dan sholihah.
Ketika kita siap nikah kita juga harus siap menjadi orang tua yang mana peran kita sebagai orang tua sangatlah penting dalam memperoleh keturunan yang sholih dan sholilah terlebih bagi seorang muslimah yang akan menjadi istri dan juga ibu.
Banyak yang bilang bahwa peran ibu tak pernah tergantikan, ini bukan karena hanya seorang ibu yang bisa mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat anaknya tetapi ibu juga merupakan madrasah pertama (madrastul ula) bagi anak-anaknya yang akan mencetak generasi rabbani, penerus perjuangan islam.
BACA JUGA: Doa Ibu yang Mustajab
Siapa yang tidak kenal nama besar Imam Syafi’iy, Imam Bukhari, Imam Malik, Hasan Al Basri tapi apakah kita mengenal sosok-sosok di balik keharuman nama-nama ulama tersebut?
Dari para ibunda ulama, lahirlah orang-orang luar biasa atas izin Allah. Kehebatan para ulama, tak lepas dari ikhtiar keras dan doa-doa yang melangit dari bisikan para ibunda.
Ibu berperan besar dalam mendidik anak-anaknya dan membentuk watak/karakter serta kepribadian seorang anak. Kecerdasan, keuletan dan perangai sang ibu juga menjadi salah satu faktor utama dalam mengukir masa depan sang anak.
Jika ada lelaki yang menjadi ulama, cedekia, tokoh ternama, atau pahlawan, ksatria, maka lihatlah ibu mereka.
Untuk itu sebelum kita memutuskan untuk menikah, bersiaplah menjadi ibu yang cerdas dan hebat karena menjadi ibu tak pernah mudah dan tak ada sekolahnya tetapi berusahalah dengan memperbanyak dan rajin menuntut ilmu.
Agar kelak kita bisa mengajari dan memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita serta berkacalah dari sosok ibunda para ulama, teladani bagaimana ibunda mereka.
BACA JUGA: Nikah Muda Baik, tapi……….
Andai seorang wanita tidak mempunyai status lain selain status keibuannya, niscaya itu sudah cukup mengimbangi seluruh keutamaan didunia ini.
Seorang wanita bukan dihargai karena besarnya gaji yang diperoleh dari kariernya, bukan dari jabatan yang didapat dari gelar akademiknya, bukan itu semua.
Namun, mereka dihargai karena kesuksesannya meniti karier dalam rumah tangga yang penuh keberkahan dan keberhasilannya mendidik anak-anak yang sholih dan sholihah. []