Oleh: Mintarsih
MENJADI ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan dan juga suatu keharusan. Bagi wanita yang merasa siap berumah tangga maka akan dihadapkan pada situasi dimana harus mampu mengurus rumah.
Paling tidak bisa menyiapkan kebutuhan suami saat mau berangkat kerja, memandikan si kecil, membersihkan piring-piring kotor dan sebagainya. Jadi seperti pembantu dong? Sahabat, setiap pekerjaan sebagai ibu rumah tangga balasannya adalah surga. Menjadi ibu rumah tangga itu mulia. Mulia di hadapan Allah Swt dan bukti telah dimuliakan oleh suami.
Bahwa sesuatu yang mulia itu tidak dapat dinilai dengan nominal. Kalau seorang pembantu saja bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah dengan baik kenapa kita tidak? Padahal pembantu rumah tangga bekerja di rumah seseorang tujuan utamanya adalah bekerja untuk mendapatkan gaji. Gaji dipergunakan untuk bla bla bla. Selesai. Sedangkan ibu rumah tangga melakukan tetek bengek pekerjaan rumah imbalannya adalah surga. Surga itu kekal , abadi jadi gak bakalan ada finishnya.
Tapi saya gak pede disebut ibu rumah tangga kesannya kok rendah banget? Rendah? Apanya yang rendah. Siapa berani me-judge surga itu rendah? Surga tak akan bisa diperoleh hanya dengan angan-angan tanpa kita melakukan apa yang sudah menjadi syaratnya.
Jangan mudah menganalisa sesuatu berdasarkan penilaian manusia. Bahkan saya sangat takjub pada seseorang wanita yang yang berprofesi penting sebagai seorang penulis ternama. Sering mengisi seminar-seminar kepenulisan, tidak jarang menghadiri undangan ke luar negeri sebagai motivator. Tetapi pada saat di tanya pekerjaannya, beliau dengan pede menjawab ibu rumah tangga. Pada karya-karya yang dibukukan pun beliau mencantumkan nama sekaligus tak ketinggalan profesi ibu rumah tangga beliau cantumkan secara gamblang.
Begitu hebatnya profesi ibu rumah tangga. Sampai-sampai seseorang yang dinilai penting di mata khalayak tak mau mengganti profesi pokoknya dengan sebutan lain.
Allah Swt saja menjanjikan pahala besar pada seorang wanita yang totalitas waktunya dipergunakan untuk mendeklarasikan dirinya sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga adalah amanah besar.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya dan anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya akan harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.”( HR. Bukhari Muslim) []