SALAH satu ibu hebat dalam sejarah Islam adalah ibunda Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ahmad bin Hanbal adalah imam keempat dari empat imam mazhab dalam ilmu fiqih. Ia adalah pendiri Mazhab Hanbali. Ia terkenal dengan ilmunya yang melimpah dan hafalannya yang kuat. Karyanya yang berjudul Al-Musnad adalah salah satu kitab hadits yang paling terkenal di kalangan muslim.
BACA JUGA: Begini Kecerdasan Ibunda Imam Syafi’i
Imam Ahmad bin Hanbal adalah salah satu imam besar dan seorang ahli hadits. Abu Zar’ah Ar Razi pernah berkata tentang sosok Ahmad bin Hanbal.
“Ahmad biasa menghafal ribuan hadits, dan dia memiliki pengetahuan penuh tentang ilmu Ilmu al-jarh wa at-ta’dil, ilmu hadits, ilmu teologi, dan bahasa Arab,” kata beliau.
Imam Syafi’i juga berkata, “Ahmad adalah seorang imam dalam delapan hal yaitu Imam dalam ilmu hadits, Imam dalam fiqih, Imam dalam bahasa, Imam dalam Alquran, Imam dalam kefaqiran, Imam dalam kezuhudan, Imam dalam wara, dan Imam dalam sunnah.”
Selain itu, Imam Syafi’i juga memuji Imam Ahmad dengan mengatakan, “Saya meninggalkan Baghdad dan tidak meninggalkan seorang pun yang lebih indah dari Ahmad bin Hanbal.”
Lantas, Siapa ibunda Imam Ahmad bin Habal dan bagaimana beliau mendidik putranya?
Ibunda Imam Ahmad bernama Shafiyah binti Maimunah binti Abdul Malik As Syaibani dari Bani Amir. Kakek ibunda Imam Ahmad adalah pemuka Bani Amir.
Dikutip dari Siyar A’lam An Nubala’ karya Imam Adz Dzahabi, Imam Ahmad berkata, “Ibuku pernah menindik kedua telingaku, lalu seakan muncul dua mutiara. Saat aku dewasa, aku mencabut dan mengembalikannya ke ibuku. Lalu dia kembali menyerahkannya kepadaku dan aku menjualnya seharga 30 dirham.”
Dikutip dari Maswary, ibunda Imam Ahmad bin Hanbal memiliki 8 peran besar dalam mendidik sang putra hingga menjadi seorang ulama terkemuka di dunia.
Shafiyah mendidik Imam Ahmad seorang diri. Karena, sejak masih bayi, Imam Hanbali sudah menjadi anak yatim. Ibunya membesarkan langsung Imam Ahmad dan tidak diditipkan kepada orang lain. setelah ayahnya meninggal, ketika dia berusia tiga tahun.
Sebagaimana dikutip dari kitab Al-Madkhal Al-Mufasshal li Madzhab Al-Imam Ahmad karya Bakar bin Abdullah Abu Zaid, dijelaskan sang ibunda merawatnya dan mengirimnya untuk belajar kepada para ulama di Baghad. Meskipun Shafiyah sangat mencintai putranya, tapi ia rela berpisah agar Imam Ahmad mendapat pengetahuan dan kemajuan.
BACA JUGA: Seorang Wanita dan Imam Ahmad bin Hambal
Shafiyah juga selalu mendukung putranya dan selalu mengawasinya sejak usia muda dan memberikan motivasi kepada anak tercintanya itu.
Imam Ahmad bin Hanbal berkata tentang bimbingan ibunya, “Mungkin aku menginginkan untuk belajar hadits lebih pagi, jadi ibuku akan mengambil bajuku dan berkata, ‘Sampai muazin sholat Subuh memanggil.”
Imam Ahmad bin Hanbal kecil acap kali ingin berangkat belajar hadits lebih pagi agar dia bisa mendengar lebih jelas penjelasan para guru, namun ibunya menyarankan demi keamanan agar anaknya tersebut berangkat saat adzan Subuh berkumandang. Ini tak lain pada saat itu banyak orang yang keluar untuk berjamaah sholat.
Ibu yang hebat ini benar-benar menjadi pendukung dan penolong bagi putranya, sehingga Imam Ahmad bin Hambal menjadi orang besar. []
SUMBER: MASRAWY