MIRZA Husein Ali adalah tokoh Syiah yang mengaku sebagai nabi pada tahun 1800-an. Husein Ali mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al-Masih yang dijanjikan. Mengaku sebagai nabi, Mirza Husein Ali menjadi pengembang dan penyebar paham Baha’i.
Paham Baha’i timbul dari kalangan Syi’ah di Iran pada abad ke XIX. Pencetusnya adalah Mirza Ali Muhammad (Meninggal tahun 1853). Ia mendakwakan dirinya sebagai “Al-Baab” artinya “pintu” yaitu pintu yang menghubungkan manusia dengan“iman yang hilang” yang akan keluar pada akhir zaman.
BACA JUGA: Ini Dia Nabi-nabi Palsu Setelah Rasul Muhammad
Ajarannya dinamai “Babiyah.” Mirza Ali Muhammad mengangkat dirinya sebagai Imam Mahdi. Setelah ia meninggal, ajarannya dikembangkan oleh muridnya, Mirza Husein Ali, keturunan Bangsa Persi. Ketika Mirza Husein Ali ditahan di penjara bawah tanah Síyáh-Chál (lubang hitam) di kota Teheran, dia mulai menyebarkan ajaran sesaatnya..
Mirza Husein Ali memberi gelar dirinya dengan “Baha’ullah”, yang berarti keelokan Allah SWT. Baabiyyah atau Baha’iyyah, itu adalah sama, atau dengan kata lain, masih satu kesatuan.
Dia dibebaskan dari Síyáh-Chál, tetapi dia diasingkan dari Iran ke Baghdad, ‘Iráq. Pada awalnya, Husein Ali tidak mengumumkan misinya kepada para penganut agama Baab lainnya di Iraq, yang berada dalam keadaan sangat kacau dan hina.
Pada 1863, di sebuah taman yang diberi nama Taman Ridwan, dia mengumumkan misinya kepada para pengikut Baab yang berada di Baghdad, dan sejak itu paham ini dikenal sebagai paham Baha’i.
Pada tahun 1868, Mirza diasingkan ke kota Akka di Palestina, yang pada waktu itu dipakai sebagai penjara oleh kekaisaran Utsmani. Pada awalnya, dia dipenjarakan di barak di ‘Akká. Pada tahun 1892, dia meningal di Bahji dekat Akka, tempat yang menjadi Qiblat Baha’i.
Pokok Ajaran Sesat Mirza Husein Ali
Ia memandang, semua agama samawi (Yahudi, Islam, dan Kristen) itu sama, karena berasal dari Tuhan yang sama (satu). Oleh karena itu, tiga agama itu harus disatukan sehingga tidak ada agama Yahudi, agama Kristen, atau agama Islam. Yang ada hanyalah “Dienullah”(agama Tuhan) atau mereka sebut juga “agama internasional.”
BACA JUGA: Ketika Habib bin Zaid Disiksa Nabi Palsu
Ajaran Baha’I merupakan campuran antara Falsafah Pantaisme, ajaran Taurat (Yahudi), Injil (Nasrani), dan Tasawuf dalam Islam. Baha’i adalah ajaran yang menggunting dalam lipatan Islam, musang berbulu ayam yang selalu berubah-ubah bentuknya.
Baha’i sudah tersebar dibanyak tempat di dunia, terutama di Barat. Konon sudah tersebar di 300 tempat, di berbagai Negara di dunia. Di Indonesia, Baha’i ini sudah banyak tersebar di kota-kota besar, namun telah dilarang secara resmi oleh pemerintah Indonesia, karena praktik ajarannya dianggap telah memecah belah dan mengganggu ketenangan umum. Baha’I dinyatakan sesat dengan dikeluarkannya surat keputusan Perdana Menteri RI. No: 112 /PM/1959, tertanggal 21 Maret 1959.
Dan perlu diketahui bahwa aliran Baha’illah (Mirza Husein Ali) telah memberikan hidupnya untuk propaganda bagi kembalinya orang-orang Yahudi ke bumi Palestina dan mempertahankan “pencaplokan” Yahudi di Bumi Palestina. []
SUMBER: HASMI