KABAH merupakan kiblat sholat bagi umat Islam di seluruh dunia. Kabah adalah tempat yang suci dan sakral bagi umat Islam. Namun tahukah kamu bahwa tak semua orang boleh masuk Kabah.
Menukil Tarikh Kabah karya Prof Ali Husni al-Kharbuthli yang diterjemahkan Fuad Ibn Rusyd, para sejarawan sepakat bahwa Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah ini diceritakan dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 127. Allah SWT berfirman,
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ١٢٧
Artinya: “(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Setelah Kabah selesai dibangun, Allah SWT meminta Nabi Ibrahim AS untuk menyerukan kewajiban berhaji. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Hajj ayat 27,
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ ٢٧
Artinya: “(Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”
Orang yang Boleh Masuk Kabah
Dikutip dari buku Haji dan Umroh yang Nikmat karya Trinil Susilawati, akses masuk ke dalam Kabah berupa pintu berlapis emas. Namun, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam Kabah. Orang yang boleh masuk ke dalam Ka’bah hanyalah orang-orang yang telah mendapat izin dari Raja Saudi atau wali kota Makkah.
Rasulullah SAW Pernah Masuk ke Kabah
Pada peristiwa Fathu Makkah atau penaklukan Makkah, Ali bin Abi Thalib RA hendak merampas kunci Ka’bah dari pemegangnya pada saat itu, Utsman bin Thalhah. Namun, Rasulullah SAW memerintahkan Ali RA untuk mengembalikannya. Ternyata, Utsman bin Thalhah tersentuh dengan kelembutan Rasulullah SAW lalu menyertakan diri masuk Islam. Ia pun tetap menjadi pemegang kunci Kabah pada masa Rasulullah SAW.
Setelah mendapat akses ke Kabah dari Utsman bin Thalhah, Rasulullah SAW mulai membersihkan Ka’bah dan sekelilingnya dari berhala-berhala yang berjumlah 360. Di antara berhala-berhala tersebut, terdapat berhala yang menggambarkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Kedua berhala tersebut memegang panah undian.
Rasulullah SAW pun berkata mengenai berhala Nabi Ibrahim AS, “Semoga Allah membunuh pembuat patung Nabi Ibrahim AS yang tengah mengundi dengan panah.”
Setelah peristiwa pembasmian berhala, Rasulullah SAW kembali memasuki Kabah. Dalam Fiqh as-Sirah an-Nabawiyyah Ma’a Mujaz Litarikh al-Khilafah ar-Rasyidah karangan Said Ramadhan Al-Buthy yang diterjemahkan Fuad Syaifudin Nur, terdapat hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW masuk ke Ka’bah untuk menunaikan salat. Beliau memasuki Kabah bersama Usamah, Bilal, dan Utsman bin Thalhah. Mereka pun tinggal di dalam selama beberapa saat.
Ibnu Umar berkata, “Aku bertanya kepada Bilal ketika mereka keluar, ‘Apa yang dilakukan Rasulullah SAW?’
Bilal menjawab, ‘Beliau berdiri dengan posisi dua pilar di sebelah kiri, satu pilar di sebelah kanan, dan tiga pilar di belakang. Kemudian, beliau menunaikan salat’.” (HR Muslim)
Ada Apa di Dalam Kabah?
Mengacu pada sumber sebelumnya, dalam Kabah terdapat tiga buah tiang dari kayu yang berwarna keunguan. Tiang ini dipasang oleh Abdullah bin Zubair untuk menyangga loteng.
Di antara tiga tiang tersebut, terpasang kayu yang melintang dari utara ke selatan. Kayu tersebut menjadi tempat menggantung lampu beraneka ragam.
Dinukil dari Al-Kakbah Al-Musyarrafah wa Al-Hajar Al-Aswad (Ru’yah ‘ilmiyyah) karya Muhammad Abdul Hamid Asy-Syarqawi dan Muhammad Raja’i Ath-Thahlawi yang diterjemahkan Luqman Junaidi dan Khalifurrahman Fath, lantai dan separuh dinding Ka’bah terbuat dari marmer. Dinding dalam Ka’bah dihiasi dengan ayat-ayat Al-Qur’an, lalu dipercikkan pula wewangian seperti di Hajar Aswad.
Menurut kesaksian orang-orang yang pernah masuk ke dalam Ka’bah, ruangan Ka’bah benar-benar kosong. []
SUMBER: DETIK