MASJIDIL Aqsa atau Baitul Maqdis merupakan situs suci dan bersejarah bagi umat Islam. Menurut buku Fadhailu Al-Masjidi Al-Aqsha wa Madinati Baiti Al-Maqdisi wa Ar-Raddu ‘Alaa Mazaa’imi Al-Yahudi karya Mahdy Saied Rezk Karisem, Masjidil Aqsa terletak di Kota Al-Quds atau Baitul Maqdis di Palestina, tepatnya arah tenggara Kota Al-Quds, di Al-Quds Timur. Kota Al-Quds sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni timur dan barat.
Masjidil Aqsa berdiri di dataran tinggi bernama Murayya atau Gunung Baitul Maqdis, sedangkan orang-orang Yahudi menyebutnya Gunung Haikal.
Sejarah mencatat, Masjidil Aqsa telah menjadi kiblat umat Islam sebelum akhirnya Allah SWT memerintahkan untuk mengubah kiblat ke Ka’bah yang ada di Masjidil Haram, Makkah.
BACA JUGA: Khaled Mishaal tentang Situasi di Al-Aqsa: Allah Bersama Kami
Sosok yang Membangun Masjidil Aqsa
Sejumlah kitab tafsir, seperti Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, dan lainnya menyebut bahwa yang pertama kali membangun Masjidil Aqsa adalah para malaikat. Mereka disebut menggaris dan menentukan tempatnya.
Akan tetapi, menurut pendapat jumhur dan yang dinilai paling shahih, orang pertama yang membangun Masjidil Aqsa adalah Nabi Adam AS. Namun, tidak diketahui bagaimana bentuk bangunannya dan riwayat yang menerangkan tentang proses pembangunan yang dilakukan Nabi Adam AS.
Setelah itu, Nabi Ibrahim AS merenovasi bangunan Nabi Adam AS tersebut dan meninggikannya seperti yang ia lakukan terhadap Ka’bah di Makkah. Saat itu, kedatangan Nabi Ibrahim AS disambut oleh raja penguasa Baitul Maqdis atau raja Kan’an Arab yang bernama Malki Shadiq. Ia terkenal saleh dan berpegang pada ajaran tauhid. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2000 SM.
Kemudian, datanglah Nabi Yaqub AS melakukan pembangunan masjid yakni memugar dan memperbaikinya. Setelah itu, Nabi Sulaiman AS datang dan membangun Masjidil Aqsa dengan bangunan yang besar, kokoh, indah, dan luas.
Peristiwa pembangunan Masjidil Aqsa oleh Nabi Sulaiman AS ini diceritakan dalam sebuah riwayat yang berasal dari Abdullah bin Amru bin Ash, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Ketika Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis (riwayat lain menyebut: membangun masjid Baitul Maqdis), maka ia meminta tiga perkara kepada Allah. Yaitu keputusan hukum yang sejalan dengan keputusan Allah, kerajaan yang tidak selayaknya dimiliki oleh seseorang sesudahnya, dan agar masjid ini tidak didatangi seseorang yang tidak menginginkan selain salat di dalamnya melainkan ia keluar dari dosa-dosa seperti hari ia dilahirkan ibunya. Kedua perkara yang pertama telah diberikan kepada Sulaiman, dan aku berharap ia juga diberikan yang ketiga.”
Hadits tersebut diriwayatkan Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah. Al-Albani men-shahihkannya dalam kitab Shahih Ibnu Majah.
Nabi Sulaiman AS melakukan pembangunan ini pada tahun 950 SM. Masjid ini terus bertahan selama kurang lebih 370 tahun hingga akhirnya datanglah bangsa Babilonia pada tahun 586 SM. Mereka merobohkan Masjidil Aqsa hingga akhirnya datanglah bangsa Persia dan Yunani lalu Romawi.
Masing-masing dari mereka membangun tempat ibadah sesuai agama dan kepercayaannya, termasuk patung dan berhala di dalam kompleks Masjidil Aqsa. Kondisi ini terus berlanjut hingga datanglah penguasa Romawi yang bernama Herodos pada tahun 20 SM. Ia kemudian membangun bangunan besar yang disebut Basilika dalam kompleks Masjidil Aqsa.
BACA JUGA: Muhammadiyah Kecam Polisi Israel Pukuli Warga Palestina Tarawih di Al-Aqsa
Ada juga suatu masa di mana seorang jenderal Romawi yang bernama Titus melakukan pembantaian besar-besaran terhadap orang-orang Yahudi dan merobohkan rumah-rumah ibadah yang ada di kompleks Masjidil Aqsa. Tak ada bangsa Yahudi yang tersisa.
Pembangunan Masjidil Aqsa terus berlanjut hingga para khalifah. Di antaranya Umar bin Khaththab RA, Khalifah Al-Umawi Abdul Malik bin Marwan dan disempurnakan oleh putranya yang bernama Walid bin Abdul Malik, dan dilanjutkan para khalifah dari berbagai daulah Islam serta penguasa kota Baitul Maqdis.
Keterangan tentang sejarah pembangunan Masjidil Aqsa dari masa ke masa tersebut mengacu pada buku Fadhailu Al-Masjidi Al-Aqsha wa Madinati Baiti Al-Maqdisi wa Ar-Raddu ‘Alaa Mazaa’imi Al-Yahudi karya Mahdy Saied Rezk Karisem. []