YERUSALEM merupakan kota yang dihuni oleh penduduk Muslim, Yahudi, dan Nasrani. Ketiganya mengklaim sebagai bangsa yang paling ‘memiliki’ kota ini. Hal ini dilandasi adanya keterikatan kuat ketiganya dalam sejarah kota suci tersebut.
Bagaimana sebenaranya sejarah Yerusalem? Siapa sebenarnya penduduk pertama kota yang kini jadi sengketa Palestina dan Israel itu?
Dilansir dari buku seri Ensiklopedia Peradaban Islam, Yerusalem kuno terletak di sebuah dataran tinggi yang pada mulanya sulit ditempati. Namun, ada bukti-bukti yang menunjukan peradaban kuno di kota ini.
Keramik yang ditemukan di Ofel, menunjukkan adanya kesibukan di kota tersebut, yakni  Kota Daud di Kota Tua Yerusalem dan Samaria (ibu kota Kerajaan Israel kuno) pada zaman tembaga atau sekitar milenium ke-4 SM. Bukti lain yang menyertainya yaitu ditemukannya sebuah permukiman tetap selama Zaman Perunggu atau sekitar 3.000-2.800 SM.
Di selatan tembok kota lama (sekarang Yerusalem) juga pernah ditemukan bejana keramik yang diperkirakan berasal dari 3.200 SM. Pada masa itu, Yerusalem disebut sebagai sebuah kota, salah satu kota di Kanaan tepatnya.
Mantan kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Umar Anggara Jenie menjelaskan, Yerusalem merupakan bukti paling baik dalam kekunoan permukiman-permukiman bangsa Arab semistis purba di Palestina. Mereka ada jauh sebelum kedatangan bangsa lainnya di tanah tersebut.
Yerusalem didirikan suku Yebus, yakni cabang bangsa Kanaan yang hidup sekitar lebih dari 5.000 tahun lalu. Yang pertama kali mendirikan Yerusalem adalah seorang raja bangsa Yebus-Kanaan. Sebutan Yebus itu sendiri disebut dalam Alkitab. Sebutan itu merujuk pada orang Kanaan.
Mereka memerintah Kanaan sampai wilayah itu ditaklukan oleh Daud. Seusai mengambil alih kota dari orang Yebus, orang Yahudi menjadi penduduk mayoritas selama 1.200 tahun sampai kota Yerusalem itu hancur oleh bangsa Romawi  pada abad ke-2 Masehi.
Jadi, penduduk pertama di Yerusalem itu bukan bangsa Yahudi atau Israel. []