TAHUKAH Anda siapa manusia pertama yang menyesali nasibnya? Siapa pula yang merintih menangis dan mengiba kepada Tuhan dengan doa penyesalannya? Jawabannya adalah Adam AS bersama istrinya, Hawa.
Mereka pula yang pertama diturunkan dari surga ke bumi, yang pertama menyesali nasibnya karena terusir dari surga, dan yang pertama menangis dalam doanya memohon ampun serta rahmat-Nya agar kelak dikembalikan lagi ke surga.
BACA JUGA: Dimana Lokasi Nabi Adam Diturunkan?
Abu Hurairah RA berkata, “Ketika Adam AS terusir dari surga, para malaikat tidak lagi bicara pada Adam selama seratus tahun. Adam menjadi sangat bersedih. Lalu, Allah berfirman, “Hai Adam, apa yang membuatmu bersedih?”
Adam berkata, “Ya Allah, bagaimana aku tidak sedih, Engkau telah mengusirku dari surga dan aku tak tahu apakah bisa kembali lagi atau tidak ke surga-Mu?”
Lalu, Allah berfirman, “Hai Adam, ucapkanlah, ‘Ya Allah, tiada Tuhan selain Engkau Yang Tunggal dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Ya Allah, bagi-Mu segala pujian. Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat kesalahan dan aku telah zhalim pada diriku, oleh karena itu ampunilah aku. Sesungguhnya hanya Engkaudah Yang Maha Penyayang di antara yang penyayang.”
“Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau, Yang Mahatunggal dan tidak ada sekutu bagi-Mu, Mahasuci Engkau. Ya Tuhanku, sungguh aku telah berbuat aniaya kepada diriku sendiri, maka ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah yang Penyayang di antara yang penyayang.”
“Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan aku memuji-Mu, Engkaulah Tuhan yang tiada sekutu bagi-Mu. Ya Tuhanku, aku telah berbuat aniaya kepada diriku sendiri, maka ampunilah aku. Sesungguhnya Engkaukh Tuhan Yang Maha Menerima Tobat dan Maha Penyayang.”
BACA JUGA: 2 Pertemuan Nabi Adam dengan Malaikat Maut
Abu Hurairah melanjutkan, “Kalimat-kalimat inilah yang Allah SWT ajarkan pula kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dan Allah SWT berfirman, “Adam telah menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah: 37). (Dinukil dari Kitab Majma’ul Jawaaid, Bab Dzikrul Anbiya, 8/197) []
Sumber: Dahsyatnya Doa Para Nabi/Karya: Syamsuddin Noor, S.Ag./Penerbit: PT Wahyumedia/2008