DIA adalah seorang penyair yang cerdas, salah seorang penduduk Yastrib yang dijuluki Al-Kamil oleh kaumnya. Julukan ini disematkan padanya sebab warna kulitnya, syairnya, kehormatan, dan nasabnya.
Dia datang ke Makkah untuk menunaikan haji dan umrah. Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengajaknya masuk Islam.
BACA JUGA: Inilah Alasan Rasulullah Memberi Shafwan bin Umayyah Perlindungan
“Boleh jadi apa yang ada padamu itu sama dengan apa yang ada padaku,” katanya.
“Apa yang ada padamu?” tanya beliau.
“Hikmah Luqman,” jawabnya.
Lalu Suwaid menunjukkannya. Setelah itu beliau bersabda, “Ini kata-kata yang baik. Namun, apa yang ada padaku jauh lebih utama dari kata-kata itu. Ini adalah Al-Quran yang diturunkan Allah kepadaku, petunjuk dan cahaya.”
Kemudian, beliau membacakan Al-Quran dan menyeru Suwaid agar masuk Islam.
BACA JUGA: Tsauban: Bagaimana dengan Nasibku Kelak di Akhirat?
Setelah menyatakan masuk Islam, Suwaid berkata, “Ini adalah yang benar-benar bagus.”
Tapi tak lama setibanya di Yastrib (Madinah), dia terbunuh dalam Perang Bu’ats. Adapun keislamannya terjadi pada awal tahun kesebelas dari nubuwah. []
Sumber: Sirah Nabawiyah/ Karya: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri/ Penerbit:Pustaka Al-Kautsar/ 2017