Siapakah di dunia ini yang pantas disebut ulama? Apakah hanya orang dengan ilmu agama Islam saja? Ataukah semua orang berilmu-terlepas dari apapun ilmunya-bisa dikatakan sebagai ulama?
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah berkata,
Sudah amat jelas bahwa para ulama adalah pewaris para nabi dan para ulama adalah pengganti mereka. Cukup bagi kita keutamaan para ulama yang disebutkan oleh Allah Ta’ala, yaitu Allah menyatakan bahwa mereka bersama malaikat-Nya mengakui keesaan-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah (sesembahan) melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada ilah melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 18).
BACA JUGA: Ulama Besar Ini Tadinya Seorang Perampok
Di sana ada istilah ulama lainnya yaitu bagi orang yang berilmu dalam kesehatan, geografi dan ilmu lainnya yang dibutuhkan manusia. Orang seperti ini memiliki keutamaan tergantung niatan mereka dan manfaat yang mereka berikan pada manusia. Namun sekali lagi, jika istilah ulama itu dimutlakkan dalam Al Qur’an, sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam atau disebut dalam perkataan ulama syari’at lainnya, maka yang dimaksud adalah ulama yang paham akan Al Qur’an dan hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. [Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 23/197]
Dari penjelasan Syaikh Ibnu Baz rahimahullah di atas menunjukkan bahwa ulama adalah orang yang paham akan Al Qur’an dan hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebenarnya seorang dokter, insinyur, pakar geografi, bisa disebut berilmu (baca: ulama). Namun, keilmuan mereka tidak mendapatkan pujian sebagaimana disebut dalam ayat di atas.
BACA JUGA: Sebagian Ulama Menyuruh Kita Menangis seperti Bocah
Keutamaan orang yang memiliki ilmu ‘duniawi’ adalah jika mereka memanfaatkan ilmu itu untuk kemaslahatan umat. Dari sini juga kita dapat pahami bahwa jika dalam Al Qur’an dan hadits disebut ilmu dan mendapat pujian orang yang berilmu, maka yang dimaksud adalah ilmu agama dan bukan ilmu dunia. []
SUMBER: RUMAYSHO