DALAM hadis riwayat Imam Ahmad disebutkan, Zaid bin Arqam pernah mengisahkan seorang lelaki Yahudi menyihir Nabi ﷺ. Nabi pun mengeluh sakit beberapa hari. Kemudian, Jibril mendatangi Nabi dan berkata, “Seorang Yahudi telah menyihirmu. Dia membuat buhul di sumur ini. Utuslah seseorang untuk mendatangi sumur itu dan mengambilnya.”
Rasulullah pun mengutus seorang untuk mengeluarkan buhul itu. Orang itu lantas mendatangi Rasulullah ﷺ. Lalu, Nabi ﷺ mengurainya. Rasulullah berdiri seakan-akan bangkit dari ikatan. Beliau tidak menyebutkannya kepada orang Yahudi itu, tidak pula melihatnya sampai Nabi ﷺ meninggal dunia.
Yahudi Bani Nadir berpura-pura baik di hadapan Rasulullah ﷺ. Saat Rasulullah ﷺ bertamu ke salah satu rumah Yahudi Bani Nadir untuk membahas komitmen dukungan akan perjanjian. Mereka berkata, “Kami akan membantu, wahai Abdul Qasim. Sekarang duduklah di situ, biar kami menyiapkan kebutuhanmu.”
Saat Rasulullah ﷺ sedang duduk. Di balik tembok, Yahudi Bani Nadir merancang rencana membunuh Rasulullah ﷺ. Mereka berkata, “Siapakah di antara kalian yang berani mengambil batu penggilingan, lalu naik ke atas rumah dan menjatuhkannya ke kepala Muhammad hingga remuk?” Amr bin Jahsy mengajukan dirinya sebagai eksekutor pembunuhan. Apa yang terjadi?
Jibril turun dari sisi Allah kepada Rasulullah ﷺ memberitahukan rencana mereka. Seketika Itu pula beliau bangkit dari duduknya dan pulang ke Madinah, tanpa memberitahukan kepada siapapun.
BACA JUGA: Sangat Lembutnya Pertolongan Allah
Setelah Khaibar ditundukkan, seorang wanita Yahudi yang bernama Zainab binti Al-Harits merancang upaya pembunuhan terhadap Rasulullah ﷺ. Dia menanyakan bagian daging yang disukai Rasulullah ﷺ. Maka dia membubuhkan racun lebih banyak ke bagian ini, lalu mengirimkannya untuk Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ menggigit untuk satu kunyahan, kemudian memuntahkannya lagi dan tidak menelannya. Beliau bersabda, “Tulang itu mengabarkan kepadaku bahwa di dalam daging dibubuhi racun.” Kemudian Rasulullah saw memanggil Zainab binti Al-Harits. Dia mengakui perbuatannya.
BACA JUGA: Gelora Syeikh Yusuf Al Makassari untuk Melawan Belanda dari Pengasingannya di Srilanka
Rasulullah ﷺbertanya, “Apa yang mendorongmu berbuat ini?” Zainab binti Al-Harits berkata, “Kalau memang Muhammad seorang raja, aku ingin menghabisinya. Jika dia seorang Nabi, tentu akan ada yang memberitahukannya.”
Dalam insiden pengracunan ini sahabat yang bernama Bisyri bin Barra wafat karena teracuni setelah makan daging tersebut.
Sekarang, bukan di medan pertempuran pun, Zionis Yahudi terus membunuh para ilmuwan dan pemimpin yang membahayakan keberlangsungan penjajahannya di Palestina. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.