CINA–Pemerintah Cina memberikan uang kepada warga yang mau membeli mobil. Hal ini sebagai upaya untuk membangkitkan lagi ekonomi Cina pasca pulih dari pandemi virus Corona, termasuk di industri otomotif.
Cina mengalami pukulan hebat di sektor ekonomi dan bisnis setelah negara tersebut diterjang virus Corona. Salah satu yang mengalami penurunan penjualan luar biasa besar adalah industri otomotif.
BACA JUGA: Ini Bantahan Pejabat Institute Virologi Wuhan terhadap Tuduhan AS kepada Cina soal Virus Corona
Dalam kondisi normal, penjualan mobil Cina sampai pertengahan April diprediksi mencapai 6 juta unit. Namun pandemi virus corona menyusutkan angka penjualan mobil menjadi hanya 3,7 juta unit saja.
Penurunan angkan penjualan terbesar terjadi di Februari, sebesar 79%. Sementara pada Maret penurunan tercatat sebesar 43% jika dibanding periode yang sama tahun lalu.
Padahal industri otomotif punya peran besar dalam menggulirkan roda ekonomi Cina. Tercatat ada 40 juta warga Cina bekerja di sektor yang terkait dengan industri tersebut.
Angka penjualan mobil di Cina terus membaik dalam dua bulan terakhir. Tapi masih jauh untuk bisa kembali ke kondisi semula. Permintaan warga Cina terhadap mobil baru masih sangat rendah.
“Saat rantai distribusi yang terganggu karena corona sudah membuat pusing pabrikan, permintaan yang menurun bisa lebih mengancam kehidupan (industri otomotif), (terlebih) setelah dua tahun beruntun ada kontraksi penjualan di Cina,” tulis Kepala Pengamat Ekonomi Asia Pasifik di Natixis, Alicia Garcia-Herrero.
BACA JUGA: Cina Umumkan 1300 Kasus Baru Virus Corona Tanpa Gejala
Demi mensiasati dan mempercepat pemulihan industri otomotif, pemerintah Cina mengambil langkah yang terbilang ekstrim. Dikutip dari CNN, pemerintah Cina sampai memberi uang pada warganya yang ingin membeli mobil. Kebijakan ini terjadi di lusinan provisinsi di Cina.
Subsidi pembelian mobil yang diberikan pemerintah Cina terbilang besar. Per satu kendaraan mendapat US$ Rp 1.400 (sekitar Rp 21,8 juta). []