MARI kita renungkan sifat malu Fatimah ra, sifat malu yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Seperti yang disebutkan dalam riwayat Bukhari,” Fatimah ra datang menemui Rasulullah SAW untuk meminta seorang pelayan kepada beliau. “Ada perlu apa kau datang, putriku? tanya beliau. ‘Aku datang untuk mengucapkan salam kepadamu,” jawab Fatimah. Ia malu untuk meminta kepada beliau dan langsung pulang. Pada tahun berikutnya, ia datang dan mengucapkan kata-kata yang sama. Riwayat lain kisah ini menyebutkan; Rasulullah SAW mendatangi Fatimah dan Ali saat keduanya sudah tidur, dan seterusnya hingga hingga akhir hadits. Dalam hadits ini, disebutkan; Nabi SAW kemudian duduk di dekat kepala Fatimah, lalu Fatimah memasukkan kepala di dalam selimut karena malu pada ayahnya.
Diriwayatkan dari Anas ra; Rasulullah SAW datang menemui Fatimah dengan membawa seorang budak yang beliau berikan kepadanya. Saat itu Fatimah mengenakan baju yang jika digunakan untuk menutup kepala, kakinya terbuka dan jika digunakan untuk menutupi kaki, kepalanya terbuka. Saat Nabi SAW melihat sikap Fatimah, beliau bersabda,”Tidak kenapa bagimu, yang ada hanya ayah dan budak milikmu.” (HR. Abu Dawud dan Baihaqi. Dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa (VI/206)
Demi Allah, Fatimah paling layak terhadap peraturan pujangga berikut;
Ia laksana naungan yang ia cari-cari di tanah
Kala ia berbicara padamu, ia penuhi permintaanmu
Maksudnya, ia tidak pernah mengangkat kepala seakan mencari-cari sesuatu. []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/Syaikh Mahmud Al-Mishri/Ummul Qura