SIFAT sombong merupakan sifat yang tercela. Karenanya, wajar saja kalau orang yang sombong akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dengan kemurkaan yang besar dari Allah SWT dan Rasul-Nya.
Sebagai muslim, setiap kita tentu harus berupaya agar sifat sombong ini tidak kita miliki. Oleh karena itu, ada upaya yang harus kita lakukan untuk menghilangkan sifat sombong dari sikap dan kepribadian kita masing-masing agar menjadi manusia yang mulia di sisi Allah SWT dan di hadapan manusia.
BACA JUGA: 3 Bahaya Sifat Sombong
Inilah 3 upaya yang harus dilakukan untuk menghilangkan sifat sombong:
1 Menghilangkan sifat sombong: Menyadari jeleknya sifat sombong
Jeleknya sifat sombong tidak hanya harus kita pahami, tetapi juga harus kita sadari sehingga dapat kita rasakan tidak baiknya menjadi orang yang sombong.
Hal ini bisa kita lakukan dengan merenungi atau membayangkan bagaimana seandainya ada orang yang berlaku sombong terhadap diri kita, tentu kita merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Jika seandainya orang lain berlaku sombong kepada kita dan kita tidak menyukainya, begitu juga halnya apabila kita berlaku sombong pada orang lain. Maka, orang lain yang kita tunjukan sifat sombong kepadanya juga tidak menyukainya.
Di samping itu, sifat sombong juga bisa kita hilangkan apabila kita mengetahui akibat-akibat dari kesombongan yang kita lakukan.
2 Menghilangkan sifat sombong: Mengenal hakikat diri kita yang lemah
Hal ini karena kesombongan juga dapat kita hiangkan manakala kita dapat mengenal diri kita sendiri lalu menyadari betapa kita ini memiliki begitu banyak kelemahan atau kekurangan, meskipun kita juga memiliki kelebihan dalam hal-hal tertentu dibanding orang lain.
BACA JUGA : Cara Hindari Sifat Sombong
Banyaknya harta yang kita miliki, ilmu yang kita kuasai, kekuasaan yang kita raih, popularitas yang mencuat, pengalaman yang banyak, wajah yang ganteng atau cantik, prestasi yang tinggi dan sebagainya, bahkan ketekunan, kesabaran, semangat ibadah, dan sejenisnya tetap tidak boleh membuat kita menjadi sombong karena ada banyak orang lain yang telah memperoleh semua itu dan mereka tidak menyombongkan diri.
Karena itu, sehebat apapun yang kita raih dalam soal materi, ilmu, kekuasaan, kerajinan, kesabaran, dan sebagainya tidaklah pantas untuk menjadi sebab bagi kita untuk mempunyai sifat sombong.
Sebagai sebuah contoh, kekuasaan yng diperoleh Nabi Sulaiman sebenarnya jauh lebih hebat dari apa yang diraih Fir’aun. Tetapi Fir’aun sombong hingga memproklamasikan dirinya sebagai tuhan, sedangkan Nabi Sulaiman tetap rendah hati dan menganggap bahwa apa yang diperolehnya adalah karunia dari Allah SWT.
Dalam soal sifat pribadi, Nabi Ismail as sebenarnya sudah sangat sabar dalam menghadapi ujian, tetapi beliau tidak menyombongkan diri dengan merasa sebagai orang yang paling sabar karena beliau juga menyadari atau memiliki kesadaran sejarah bahwa dahulu sebelum dirinya sudah ada orang-orang yang sabar sehingga beliau mengatakan sebagai di antara atau termasuk orang-orang yang sabar, bukan mengatakan bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang sabar. Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. As-Saffat [37]: 102)
Dari ayat di atas, kita menjadi sadar akan betapa pentingnya memiliki kesadaran sejarah sehingga kitab isa meneladani generasi terdahulu yang baik, sebagaimana Ismail as telah meneladani generasi terdahulu yang sabar.
3 Menghilangkan sifat sombong: Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT
Sifat sombong muncul karena manusia jauh dari Allah SWT. Manusia tidak menyadari bahwa ia kelak akan kembali kepada Allah SWT, ia tentu saja akan berusaha bagaimana cara nya agar bisa diterima oleh Allah SWT pada saat kembalinya.
Sementara, harus kita sadari bahwa bagaimana mungkin seseorang akan diterima dan mendapat ridha Allah SWT jika Allah SWT sendiri tidak menyukainya, sedangkan diantara orang yang tidak disukai-Nya itu adalah orang-orang yang sombong.
Oleh karena itu, upaya yang harus kita lakukan untuk menghilangkan sifat sombong adalah dengan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dekat pada Allah SWT adalah selalu merasa diawasi-Nya yang membuat kita tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan Allah SWT. Kesombongan merupakan salah satu bentuk penyimpangan dari ketentuan Allah SWT.[]
Referensi: Kumpulan khutbah/Drs. H. Ahmad Yani/Al-Qalam 2013