SEORANG muslim sering kali tidak sadar bahwa telah melakukan sifat tercela. Bahkan melakukannya dengan berulang-ulang dan bangga.
Ali bin Abi Thalib ra. berkata,
“Jika bukan karena lima sifat tercela ini, niscaya manusia akan selamat dari kehancuran. Sifat-sifat tercela tersebut adalah, merasa puas dengan kebodohan, sifat tamak terhadap dunia, sifat bakhil dengan kelebihan harta, riya dalam setiap amal dan bangga terhadap pendapat diri sendiri.
Lantas bagaimana penjelasan dari kelima sifat tercela di atas? Inilah penjelasannya:
1. Sifat Tercela: Merasa Puas dengan Kebodohan
Hendaknya seorang muslim tidak berhenti menuntut ilmu, karena ilmu itu sangat luas, bahkan Allah akan meninggikan derajatnya. Allah berfirman,
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah: 11)
Maka jika seseorang merasa sombong dan puas akan ilmunya, justru itu menandakan bahwa ia itu belum berilmu.
Karena sejatinya orang yang berilmu mengetahui bahwa ilmu itu sangat luas dan semakin memahaminya maka semakin sadar bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.
2. Sifat Tercela: Tamak terhadap Dunia
Allah berfirman,
“Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab.” (QS. Al-Baqarah: 96).
Hendaknya seorang muslim menghindari sifat tamak ini. Yaitu menghilangkan sifat rakus yang buruk bagi diri sendiri dan orang lain.
Janganlah berlebihan dalam kecintaan terhadap dunia dan harta benda, karena dunia hanyalah sementara sedangkan seorang hamba harus mengumpulkan bekal untuk akhirat yang selamanya.
“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajr:20).
BACA JUGA: 3 Upaya yang Harus Dilakukan untuk Menghilangkan Sifat Sombong
3. Sifat Tercela: Bakhil dengan Kelebihan Harta
Orang yang memiliki sifat tercela bahkil adalah ia yang kikir dan mencegah memberikan harta yang dipunya untuk agamanya. Bahkan Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang yang Bakhil/Pelit/Kikir/Pamalar”.
Allah sangat membenci mereka, yaitu hendaknya seorang hamba memiliki sifat murah hari dan suka bersedekah. Ali bin Abi Thalib berkata:
“Demi Allah, orang yang Mulia (termasuk pemurah/dermawan) adalah orang yang tidak akan meminta haknya secara penuh”.
Maka hendaknya sifat kikir ditinggalkan dan jadilah pribadi yang mudah untuk bersedekah dan berbagi.
4. Sifat Tercela: Riya dalam Perbuatan
Setiap melakukan sesuatu hendaknya seorang muslim disandarkan pada niat yang murni, yaitu niat hanya karena Allah semata.
Jangan sampai berbuat sesuatu hanya demi mendapatkan pujian dari manusia yang lainnya. Karena kelas Allah akan minta pertanggungjawaban dari semua perbuatan seorang muslim di dunia.
Allah berfirman,
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (al-Baiyinah: 5).
BACA JUGA: Cara Menghilangkan Sifat Hasad
5. Sifat Tercela: Bangga terhadap Pendapat Sendiri
Sebagai seorang muslim haruslah bersandar pada aturan Allah semata. Jangan sampai pendapat pribadi bertentangan dengan perintah dan larangan Allah SWT.
Jangan sampai pula pendapat diri sendiri adalah pendapat yang melalaikan dan membuat diri sendiri dan orang lain berpaling dari kebenaran.
Sungguh hanya Allah yang Maha Benar dan sebaik-baiknya pemberi petunjuk.
Itulah sifat-sifat tercela dalam Islam. M=semoga kita bisa selalu menghindari sifat-sifat tersebut dan taat kepada Allah SWT.
(17) 10 PERBUATAN YANG SANGAT DIBENCI ALLAH – YouTube
Jangan sampai sifat tercela tersebut merasuk ke dalam diri dan menguasai diri. Lawanlah sifat itu dengan keimanan yang kuat.
Maka seringlah berintrospeksi diri, lalu melihat apakah ada sifat tersebut dalam diri ini. Jangan sampai menyesal dan merugi dikemudian hari karena melakukan sifat tercela tersebut.
Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016