DIALAH Abu Bakar seorang sahabat sekaligus mertua Rasulullah SAW. Ia merupakan sahabat yang sangat zuhud yang paling gigih menjauhi harta.
Muawiyyah menggambarkannya dengan sangat memukau. “… Adapun Abu Bakar, dia tidak menginginkan dunia dan dunia pun tidak menginginkannya. Sedangkan `Umar, dunia menginginkannya sementara dia tidak menginginkannya.”
BACA JUGA: Zuhud, Ini Tingkatannya
Saad bin Abi Waqqash juga bercerita tentang `Umar, “`Umar tidak mendahului kami dalam berhijrah, tetapi aku tahu satu hal yang membuatnya melebihi kami, dia orang yang paling zuhud terhadap dunia di antara kami semua.”
Jika Rasulullah memberikan harta hasil rampasan perang, `Umar selalu menolak. `Umar berkata, “Berikan kepada yang lebih miskin daripadaku.
Suatu hari, dia mengatakan hal yang sama kepada Rasulullah maka kata Rasulullah “Terimalah dan simpan, kemudian sedekahkan!”
Hingga suatu ketika, `Umar mendapat jatah bagian berupa sebidang tanah di Khaibar. Lantas `Umar menemui Rasulullah dan berkata, “Aku mendapat bagian tanah di Khaibar, yang sebenarnya aku belum pernah mendapat harta sebegitu berharga. Apa yang harus aku perbuat?”
BACA JUGA: Sifat Zuhud Rasulullah yang Wajib Ditiru
Kemudian Rasulullah memberikan saran agar tanah tersebut pokoknya diwakafkan, sementara hasilnya disedekahkan. `Umar pun mengikuti apa yang disarankan Rasulullah Saw. Mengenai kedermawanan `Umar, pembantunya, Aslam mengatakan, “Aku tidak melihat seorang pun setelah Rasulullah yang lebih dermawan sampai akhir hayatnya melebihi `Umar bin Khaththab.”
Sumber: The Golden Story of Umar bin Khaththab/ penulis: DR. Ahmad Hatta, MA/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ April 2014