KAKEK Rasulullah ﷺ, Abdul Muthalib, telah menyiapkan pamannya, Abu Thalib, sebagai penggantinya untuk mengasuh Rasulullah ﷺ . Abdul Muthalib sangat sadar, usianya sudah mau memasuki 80 tahun. Andai dia wafat, siapakah yang akan mengasuh cucunya yang amat disayanginya?
Dr Aidh Al-Qarni dalam kitabnya Rawa’i Sirah, ketika Aminah wafat, Abdul Muthalib menjemput Muhammad ﷺ dan memeluknya dengan sangat lembut. Kelembutannya melampaui sikapnya pada anaknya sendiri.
Melihat hal ini, kaum dari bani Mudlaj berkata, “Abdul Muthalib telah memperuntukan dirinya untuk dia (Muhammad ﷺ ).” Abdul Muthalib pun memanggil Abu Thalib lalu berkata, “Dengarkanlah apa yang mereka katakan!” Inilah pesan Abdul Muthalib kepada Abu Thalib bila kelak menjaga Muhammad ﷺ .
Waktu pun bergulir. Suatu ketika Abdul Muthalib baru datang dari Shan’a, ibukota Yaman, menjadi utusan Quraisy untuk menghadiri penobatan Saif bin Zi Yazin menjadi raja di Yaman. Setelah itu dia sakit, lalu berwasiat kepada Abu Thalib untuk memelihara dan mengasuh kemenakannya dengan baik. Setelah itu Abdul Muthalib wafat.
Mengapa Abdul Muthalib menitipkan cucunya, Muhammad ﷺ , kepada Abu Thalib? Padahal Abu Thalib bukan anaknya yang tertua? Bukan pula anaknya yang kaya? Abu Thalib merupakan anak Abdul Muthalib yang paling tidak mampu. Apakah ini keputusan yang serampangan?
KH Moenawar Chalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad ﷺ , menjelaskan dari seluruh anaknya Abdul Muthalib hanya Abu Thalib yang memiliki karakter menonjol dalam menyayangi dan mencintai cucunya. Bahkan kecintaan Abu Thalib pada Muhammad ﷺ melebihi kecintaan pada putranya sendiri. Di samping itu, Abu Thalib disegani dan dihormati oleh seluruh kabilah Quraisy karena perangainya yang luhur dan mulia.
BACA JUGA: Strategi Perang Rasulullah ﷺ Menghadapi Yahudi
Menurut Ibnu Jauzy pada kitabnya Al-Wafa, penyebab Abu Thalib diwasiatkan menjadi pengasuh Muhammad ﷺ oleh Abdul Muthalib, karena dia saudara satu ibu dengan ayahnya Muhammad ﷺ yaitu Abdullah. Pendapat lain, karena kemauan sendiri Abu Thalib atau Muhammad ﷺ sendiri yang memilihnya.
BACA JUGA: Shalat dan Sistem Pengorganisasian As-Sabiquna Al-Awwalun
Abdul Muthalib sangat sadar bahwa kelak cucunya akan menjadi orang besar dan mulia. Oleh sebab itu dia telah memilih dan menyiapkan sosok yang tepat untuk mengasuh dan mendidik cucunya bila dia wafat. Sosok itu ada pada Abu Thalib. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.