HADIAH merupakan bentuk ungkapan terima kasih dan kasih sayang yang juga pernah diterima Rasulullah ﷺ. Bagaimana sikap Rasulullah ﷺ terhadap hadiah? Apakah beliau membalas hadiah tersebut?
Rasulullah ﷺ adalah kecintaan umat. Demikian juga para Sahabatnya. Mereka begitu mengasihi beliau. Tertulis dalam sirah nabawiyah bahwa Rasulullah ﷺ pun menerima hadiah. Bahkan, hadiah tersebut menjadi salah satu pendapatan Rasulullah ﷺ.
Pemberian hadiah kepada Nabi ini biasanya karena kecintaan seseorang kepada Nabi, hormat kepada Nabi, atau ada tujuan lain. Lantas, bagaimana sikap Rasulullah ﷺ terhadap hadiah?
BACA JUGA: Apa Hukum Mengikuti Undian Berhadiah Uang dalam Islam?
Abdul Fattah As-Samman dalam buku Harta Nabi menjelaskan, Rasulullah ﷺ tidak asal dalam menerima hadiah. Melainkan harus melalui beberapa kriteria khusus dan juga Nabi senantiasa berupaya mengembalikannya atau memberikan hadiah balasan yang lebih baik darinya.
Sebab, Rasulullah ﷺ tidak berutang jasa terhadap siapapun. Beliau lah yang dinyatakan oleh Alquran bahwasannya tidak mengutus beliau untuk hidup dalam perjamuan umatnya.
Rasulullah ﷺ berkenan menerima hadiah-hadiah dari para sahabat dalam berbagai situasi dan kondisi dan juga tujuan yang beragam. Baik hadiah berupa materi seperti uang, sebidang tanah, pelayan, ataupun unta, dan juga hadiah berupa non-material.
Hadiah non-materi ini seperti meninggikan kedudukannya, memujinya, dan yang paling mulia adalah mendoakan kebaikan kepadanya.
BACA JUGA: Inilah 5 Pentingnya Saling Memberi Hadiah
Selain itu, Rasulullah ﷺ juga berkenan menerima hadiah-hadiah dari selain para sahabat. Mulai dari penguasa dan beberapa orang-orang musyrik dengan tujuan syariat, bukan kepentingan personal.
Tiada seorang sahabat pun yang memberikan hadiah kepada Rasulullah ﷺ kecuali beliau membalasnya dengan memberikan hadiah yang lebih baik kepadanya. Demikian pula dengan orang lain selain Sahabat, Rasulullah ﷺ juga segera memberikan hadiah balasan yang lebih baik kepada mereka. []