YERUSALEM –Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) menyerukan intifadah (perlawanan rakyat) terhadap pengakuan AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Seruan tersebut dikeluarkan di tengah demonstrasi massa yang melanda seluruh Tepi Barat Sungai Jordan, Jalur Gaza dan Jerusalem Timur.
“Besok akan menjadi hari kemarahan rakyat dan peluncuran perlawanan di bawah nama Intifadah Kebebasan Jerusalem,” kata pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam sebuah pidato terbuka seperti dikutip dari Al Jazeera.
Ia menegaskan bahwa Jumat (8/12/2017) akan menjadi awal gerakan baru untuk memerangi rencana pendudukan Israel atas Tepi Barat dan Jerusalem.
“Trump akan menyesali keputusan ini,” kata Haniyeh.
Ia juga menegaskan bahwa konflik Yerusalem bukan hanya tentang pembagian wilayah.
“Integritas Jerusalem bukan hanya Yerusalem Barat atau Timur”.
Ia menegaskan Hamas tak akan pernah mengakui keabsahan pendudukan Israel atas Wilayah Palestina.
Haniyeh juga menyerukan pertemuan umum Palestina guna membahas situasi saat ini dan mencapai kesepakatan mengenai politik Palestina pada masa depan. Sebab, pasca pengumuman Amerika tentang pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel, gelombang kecaman, dan unjuk rasa pun mengemuka.
Berbagai kekuatan politik dan faksi Palestina mengumumkan pemogokan umum di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Jerusalem Timur, sementara sebagian pemrotes di Jalur Gaza membakar bendera AS dan gambar Trump. []