MANUSIA hidup di muka bumi ini hanyalah sementara. Akan tiba masanya di mana antara jasad dan roh pada diri manusia itu berpisah. Maka, ketika itulah kita akan menempati alam lain, selain alam dunia. Dan tempat pertama setelah kita menghembuskan nafas terakhir di dunia ialah alam kubur.
Seperti halnya dunia, alam kubur pun begitu keras. Maksudnya, seseorang tidak akan mendapatkan kebahagiaan di dalamnya jika tidak melakukan amal baik. Dan sakitnya di alam kubur lebih sakit daripada hidup di dunia. Sebab, di alam kubur bersifat abadi dan sangat menyiksa diri bagi orang yang mendapatkan siksa kubur. Lalu, apa sebenarnya faktor penyebab siksa kubur itu?
Siksa kubur memiliki beberapa faktor penyebab, di antaranya sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut:
Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Nabi pernah melewati dua kuburan, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya penghuni kubur sedang disiksa, keduanya tidak disiksa dalam masalah yang berat, salah satunya karena tidak menjaga dari air kencing, adapun yang kedua dia suka mengadu domba.’ Lalu beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua dan menancapkan pada masing-masing kubur satu buah. Mereka bertanya, ‘Ya Rasulullah, kenapa kamu melakukan hal ini?’ Beliau menjawab, ‘Agar diringankan siksa keduanya sebelum kering’.”
Dalam hadis tersebut menjelaskan kepada umat-Nya tentang sebagian faktor penyebab adzab kubur, yaitu meremehkan najisnya air kencing dan namimah. Al-Hafidz Ibnu Rajab berkata, “Sebagian ulama menyebutkan rahasia dibalik pengkhususan ‘air kencing dan namimah’ sebagai faktor siksa kubur, yaitu karena alam kubur adalah rumah utama menuju kampung akhirat.”
Kemaksiatan yang akan diberi balasan besok pada hari kiamat ada dua macam, yaitu hak Allah SWT dan hak hamba. Hak Allah SWT pertama kali yang diadili adalah shalat, sedang hak hamba adalah darah. Adapun Barzah adalah tempat untuk mengadili perantara dua hak tersebut. Perantara shalat adalah suci dan hadats dan najis, sedangkan perantara pertumpahan darah adalah namimah dan mencela kehormatan. Jadi, dalam alam Barzah dimulai untuk membalas kedua perantara tersebut. []
Sumber: 1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman