SETIAP menjelang lebaran orang-orang yang merantau jauh dari tempat tinggalnya pasti pulang kampung untuk menemui sanak keluarga di kampung halaman. Kegiatan itu sering kita dengar dengan istilah mudik. Ya, mudik ini bisa dibilang tradisi yang wajib bagi mereka yang bekerja di luar kota.
Coba perhatikan, saat ini H-2 jalanan utama seperti pantura nagrek pasti macet bukan main. Sudah tentu jalanan padat dan penuh dengan mobil dan motor. Apalagi setiap tahun motor selalu menghiasai jalur pantura salah satunya. Mereka seolah tidak takut oleh panjang nya jalan, dan dinginnya malam sehingga berani mudik dengan motor.
Mudik, agaknya istilah itu hanya ada di Indonesia. Dalam pergaulan masyarakat Betawi terdapat kata “mudik” yang berlawanan dengan kata “milir”. Bila mudik berarti pulang, maka milir berarti pergi. Kata “milir” merupakan turunan dari “belilir” yang berarti pergi ke Utara. Dulu, tempat usaha banyak berada di wilayah Utara – lihat sejarah Batavia dan Sunda Kelapa. Karena itulah kata “mudik” bermakna Selatan.
Sehubungan dengan kata ini, pendapat lain mengungkapkan bahwa kaum urban di Sunda Kelapa sudah ada sejak abad pertengahan. Orang-orang dari luar Jawa mencari nafkah ke tempat ini, menetap dan pulang kembali ke kampungnya saat hari raya Idul Fitri tiba. Karena itulah, kata “mudik” dalam istilah Betawi juga mengartikan “menuju udik” (pulang kampung).
Nah, mudik menjadi keseruan tersendiri bagi mereka yang melakoninya. Meski harus capek-capek, duduk berlama-lama dalam mobil atau harus kehujanan dan kedinginan dengan motor tapi itu seru. Karena ada orang-orang tercinta yang sedang menunggu di tempat tujuan. Saking kuatnya rasa ingin bertemu ditepislah segala ketidaknyamanan yang menerpa saat berada di perjalanan.
Tujuan mudik tentu untuk bertemu sanak keluarga di kampung halaman. Dan juga untuk menyambung silaturahim. Ternyata dalam silaturahim itu sendiri Nabi SAW bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan silaturahim.” (HR. Bukhari Muslim dari Anas radhiyallohu’anhu).
Tradisi mudik memang tidak ada di negara lain. Bahkan di Arab Saudi pun tidak ada. Hanya khusus terdapat di Indonesia. Dan ini merupakan tradisi unik menjelang lebaran. Bagi Anda yang mudik semoga sampai tujuan dengan selamat. []
Sumber: apakabardunia