Oleh: Novia Sari
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, NIM: 17105051005
WANITA, dialah salah satu manusia yang memiliki peranan penting dalam membentuk generasi-generasi umat. Menilik kembali kepada sejarah masa lalu, di mana banyak para wanita-wanita hebat yang diabadikan namanya dalam sejarah serta menjadi panutan bagi umat Islam secara umum dan wanita secara khusus. Salah satu contoh the great of women yang namanya tetap harum sepanjang sejarah yaitu Siti Aisyah binti Abu Bakr Ash-Shiddiq.
Siti Aisyah binti Abu Bakr Ash-Shiddiq lahir dari keluarga yang luhur dan terhormat. Ayahnya Abu Bakr r.a merupakan shahabat nabi saw. yang selalu mendampingi dakwah rasulullah saw. dan tidak segan-segannya menginfakkan harta bendanya untuk kepentingan islam. Ibunya bernama Ummu Ruman. Aisyah merupakan seorang wanita yang cerdas lagi baik akhlaknya.
Buku sejarah “Sirah Aisyah ra.” menyebutkan bahwa Kitab-kitab sirah dan biografi yang menceritakan tentang kelahiran Aisyah ra. tidak ada yang tepat. Namun, ada beberapa pengarang kitab sirah dan sejarah yang mengutip pendapat Ibnu Sa’ad dalam bukunya, Thabaqat, sebagai berikut “kelahiran Aisyah terjadi pada awal tahun ke-4 kenabian. Dan pada tahun ke-10 kenabian, Rasulullah saw. menikahinya saat ia berumur enam tahun.” Pendapat ini tidak benar, karena jika ditetapakan bahwa dia lahir pada awal tahun ke-4 kenabian, maka pada tahun ke-10 kenabian, mestinya umur Aisyah telah menginjak tujuh tahun dan bukan enam tahun. Sebetulnya, ada beberapa hal yang telah menjadi ketetapan tentang masalah umur Aisyah r.a., yaitu:
- Aisyah menikah dengan Rasulullah saw. tiga tahun sebelum hijrah, saat itu ia berumur enam tahun.
- Rasulullah saw. mulai menggaulinya pada bulan Syawwal tahun 1 H saat Aisyah berumur sembilan tahun.
- Rasulullah saw. wafat dan meninggalkan Aisyah pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-11 H. Saat itu Aisyah berumur delapan belas.
Berdasarkan beberapa ketetapan diatas, diketahui bahwa sejarah paling benar mengenai kelahiran Aisyah yaitu pada bulan Syawwal tahun ke-9 sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan juli tahun 614 M, yaitu akhir tahun ke-5 kenabian. Aisyah merupakan wanita yang cerdas baik itu dari segi intelektual maupun integritasnya.
Tada-tanda kecerdasan Aisyah pun telah nampak ketika ia masih kecil. Hal ini dapat dilihat bahwa suatu hari A’isyah bermain bersama anak-anak perempuan lainnya, kemudian Rasulullah saw. melihat ada kuda-kudaan yang mempunyai dua sayap di tengah-tengah anak-anak perempuan itu. Lalu nabi saw pun bertanya kepada Aisyah “Apa ini Aisyah ra.?” Aisyah ra. Pun menjawab “ini adalah kuda”. Lantas nabi saw. pun bertanya lagi “apakah kuda mempunyai sayap?” kemudian Aisyah ra. pun dengan spontan menjawab “bukankah kuda Sulaiman mempunyai sayap?”. Mendengar jawaban Aisyah tersebut lantas Rasulullah saw. pun tertawa, karena puas dengan jawaban Aisyah tersebut. Dapat dilihat dari kejadian ini menunjukkan kekuatan alami dan kecerdasan Aisyah, karena mampu menjawab secara cepat pertanyaan Rasulullah saw. Aisyah ra. juga merupakan wanita yang mempunyai wawasan luas. Dia mampu mengingat peristiwa-peristiwa yang dialaminya meskipun ia masih anak-anak. Hal serupa juga yang terjadi ialah Aisyah dapat mengingat langsung wahyu Allah swt. yang turun kepada Nabi saw. walaupun ia sedang bermain-main. Contohnya saja suatu ketika Aisyah pernah berkata: ”Ada satu ayat yang turun kepada Nabi saw. di Mekkah ketika aku masih kecil dan sedang bermain-main.”
بَلِ السَّاعَةِ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَ أَمَرُّ (46)
“Sebenarnya Hari Kiamat itu ialah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.”
Pendidikan merupakan hal yang tabu di kalangan masyarakat Arab pada masa itu, juga tidak di kenal tradisi pendidikan maupun pengajaran pada waktu itu. Bahkan mayoritas bangsa Arab tidak ada yang bisa membaca maupun menulis. Di kalangan lelaki saja tidak ada tradisi menuntut ilmu. Lalu bagaimana dengan perempuan ?. Ketika Islam datang perkembangan baca tulis pun menjadi perhatian yang sangat besar seiring dengan perkembangan dakwah Islam.
Aisyah mendapatkan pendidikan yang baik dibawah asuhan orang tuanya. Ayah Aisyah, Abu Bakar ra., juga termasuk orang yang paling berpendidikan Di bawah didikan seorang ayah yang agung inilah Aisyah tumbuh dengan kecerdasan dan budi pekerti yang luhur. Ia pun sangat mirip dengan Ayahnya dalam hal kecerdasan dan ketangkasan. Tidak ada yang bisa menandingi Aisyah baik itu laki-laki maupun perempuan, dalam hal kecepatan memahami, mengingat dan menyimpulkan sesuatu. Ia juga haus akan pengetahuan sejarah bangsa-bangsa. Aisyah juga menguasai seluk beluk tatabahasa Arab dengan sangat baik. (Ismail, 2012 : 283).
Aisyah ra. merupakan wanita yang sangat mulia yang dipilih Allah swt. untuk mendampingi Rasulullah saw. Sehingga tidak dapat dipungkiri kehidupan Aisyah ra. dengan Rasulullah saw. mendapatkan pembelajaran-pembelajaran dan didikan langsung dibawah pengawasan Rasulullah saw. dengan sangat baik. Ia hidup di rumah Rasulullah saw. selam 9 tahun. Dengan kurun waktu itu juga ia dapat mendulang banyak ilmu yang tidak didapat oleh seorang pun baik dari kalangan wanita maupun laki-laki. (Ismail, 2012 : 288).
Dalam jajaran para periwayat hadis Aisyah ra. menduduki salah satu orang yang paling banyak meriwayatakan hadis di kalangan wanita. Aisyah ra. meriwayatkan lebih dari 2.000 hadis dengan berbagai topik permasalahan. (Ismail, 2012 : 283). Diantaranya yaitu permasalahan tentang hukum-hukum syar’i, petuah-petuah perilaku, adab-adab dan dasar-dasar pedoman yang menjadi landasan agama. (Ismail, 2012 : 283) Tidak hanya itu saja, Aisyah pun juga menambahkan penjelasan dari pemahaman yang ia petik dari hadis itu apabila dalam kalimatnya berpotensi diapahami secara keliru.
Banyak dari kalangan-kalangan shahabat yang menuturkan tentang keutamaan-keutamaan Aisyah ra. Contohnya saja Atha’ bin Abi Rabbah pernah mengatakan bahwasanya tidak pernah mereka temukan orang yang paling faqih, orang yang paling pandai dan orang yang paling baik pendapatnya dalam masalah-masalah umum. (Ismail, 2012 : 283).
Aisyah ra. adalah seorang wanita yang cerdas dalam berbagai bidang. Hal ini dapat dibuktikan dalam pernyataan Urwah bin Zubair yang mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat seorang pun yang lebih mengetahui permasalahan agama, kedokteran, dan tidak pula syair, dibanding Aisyah. Kaum muslimin pun banyak mengetahui hukum-hukum agama dari Aisyah ra. (Ismail, 2012 : 284). Utamanya bagi para perempuan yang malu menanyakannya kepada rasulullah saw., oleh karena itu mereka akan bertanya kepada Aisyah ra.
Sungguh Aisyah ra. benar-benar seorang yang memahami sunnah dengan baik. Selain itu Aisyah ra. juga merupakan seorang yang multitalenta. Hal ini dapat kita lihat bahwasanya ia juga merupakan seorang pujangga yang pandai dalam bersyair dengan sangat baik. Sungguh Aisyah ra. merupakan seorang wanita yang sangat luar biasa. Begitu juga Al-hakim Dalam Al-mustadrak pernah berkata :” Seperempat hukum-hukum syari’at bersumber dari Aisyah ra.” (Quthb, 2009 : 75).
Begitulah sisi intelektual Aisyah ra. yang telah dipaparkan oleh beberapa shahabat. Seorang wanita yang tidak hanya sukses dibidang pendidikan. Namun, ia juga sukses dalam ranah rumah tangga. []
Daftar Pustaka
Ismail, M. B. (2012). Bidadari 2 Negeri. Solo: Wacana Ilmiah Press.
Quthb, M. A. (2009). 36 Perempuan Agung di Sekitar Rasulullah saw. Bandung: Mizan .
ar-Rawi, U. A. (2006). Wanita-Wanita Sekitar Rasulullah . Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.