PANDAAN–Seorang remaja berinisial AA (11), pelajar MI Roudlotul Hikmah, bunuh diri diduga karena frustrasi tak bisa main game di HP yang disembunyikan orangtuanya. Terkait hal ini, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pasuruan As’adul Anam pun turut mengaku prihatin.
Anam menyesalkan kejadian ini dan menurutnya peristiwa seperti itu tidak perlu terjadi.
BACA JUGA: India Bakal Hapus Ujian Sekolah pada 2021, Siswa: Ujian Cuma Bikin Stres
“Saya kaget mendengar kejadian ini, kami juga prihatin. Maksudnya orangtua sudah baik, tapi korban tidak bisa menerima. Bahkan, sampai nekat bunuh diri,” bebernya.
Pihaknya menyadari, di zaman modern seperti ini pemakaian HP di kalangan pelajar tidak dapat dihindari. Termasuk di kalangan pelajar MI atau SD.
Sayangnya, pelajar banyak menyalahgunakan HP untuk hal negatif. Di antaranya, main game di HP terus-terusan. Bahkan, tidak sedikit yang sampai kecanduan game.
“Orangtua memberikan atau membelikan HP bagi anaknya yang masih pelajar sah-sah saja. Memang orangtua bekerja untuk anak. Tapi, harus diawasi sekaligus dibatasi pemakaiannya,” ucap Anam.
Orang tua menurutnya, perlu dan wajib mengarahkan anak memanfaatkan HP untuk hal positif. Misalnya, untuk mencari informasi seputar pelajaran atau ilmu pengetahuan lainnya via HP. Bisa juga menggunakan aplikasi-aplikasi positif lainnya dengan tujuan lebih bermanfaat.
BACA JUGA: Inspiratif, Guru Difabel Ini Mengajar Siswa SLB Pakai Skateboard
“Ini tugas bersama, memang bukan urusan mudah dan tak boleh disepelekan. Pelajar yang pegang HP harus diperhatikan oleh para orang tua dan tenaga pendidik. Mereka harus mengarahkan ke hal positif. Mudah-mudahan kasus serupa tak terulang kembali,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan AA mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di dapur rumahnya. Pelajar di Desa Banjarkejen, Kecamatan Pandaan ini, ditemukan tewas, Ahad (17/11) pagi. []
SUMBER: RADARBROMO.COI.D