SITI Farah Mutia, mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini baru saja meraih penghargaan Ganesha Karsa pada bidang ilmiah dan sosial masyarakat. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Rektor ITB dalam acara sidang terbuka Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Program Sarjana Tahun Anggaran 2019/2020, di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Senin (5/8/2019).
Gadis kelahiran Banda Aceh, 9 Maret 1999 ini adalah putri dari pasangan alm Andaman Ibrahim dan Syarifah Munirah. Tak hanya sekedar cantik, Farah mampu menyabet segudang prestasi yang membanggakan.
Perlu diketahui, Penghargaan Ganesha ini merupakan cita-cita utama sebagian besar mahasiswa ITB, karena tidak sembarangan orang bisa meraihnya. Penghargaan tersebut diberikan kepada mahasiswa ITB yang berprestasi, aktif berorganisasi, rajin kuliah, dan tentu saja memiliki indeks prestasi (IP) cumlaude.
BACA JUGA: Jadi Driver Ojol, Mahasiswi Ini Bisa Lulus Cum Laude dari Undip
Peraih penghargaan ini telah melalui seleksi yang ketat, karena yang lolos tentu juga yang telah memenangkan banyak lomba di tingkat nasional bahkan internasional. Sehingga tak diragukan lagi, mahasiswa yang terpilih adalah mahasiswa terbaik yang dimiliki ITB.
“Namanya kita anak rantau jauh dari keluarga, itu sendiri sudah jadi perjuangan yang cukup besar untuk Farah. Tinggal sendiri tanpa keluarga dekat atau saudara di Bandung,” tutur Farah, Jumat (9/8/19).
Pada masa awal tinggal di Bandung, Farah mengaku harus beradaptasi dan mengenal lingkungan baru, serta pelajaran-pelajaran di ITB yang menurutnya juga cukup sulit untuk meraih prestasi.
“Tapi Farah harus bisa membuktikan ke orang tua kalau Farah bisa menyumbangkan sesuatu, mungkin bukan dalam bentuk finansial tapi lebih ke prestasi,” kata anak ketiga pasangan dari alm Andaman Ibrahim dan Syarifah Munirah ini.
Siti Farah Mutia memiliki saudara kembar bernama Siti Alya Fahlena, mahasiswi Universitas Indonesia.
Saat ini Farah tercatat sebagai mahasiswi ITB jurusan Sekolah Bisnis dan Manajemen yang akan memasuki semester 7. Melanjutkan pendidikan ke ITB, kata Farah, merupakan keinginan sang ayah yang sudah mendukungnya sejak kecil. Satu di antara dukungan dari sang ayah yaitu dengan menyekolahkannya di sekolah asrama SMA Negeri Modal Bangsa, Aceh Besar agar lebih mandiri.
Tidak mudah bagi Farah mendapatkan prestasi ini, sebelumnya ia juga sempat down dan sempat berpikir untuk berhenti kuliah. Hal itu karena Agustus 2018 sang ayah yang selama ini mendukungnya didiagnosa dokter terkena kanker. Dan itu membuatnya harus bolak balik antara Bandung dan Aceh untuk juga ikut merawat ayah bersama keluarga yang lain.
“Sempat berpikir untuk berhenti kuliah dan balik ke Aceh, karena keluarga pasti butuh Farah. Tapi berkat support ayah, bunda, kawan-kawan juga, Farah bangkit dan merasa perjuangan Farah enggak boleh sampai di sini,” tuturnya.
Namun takdir berkata lain, pada 23 November 2018, sang ayah meninggal dunia. Hal ini membuatnya untuk terus bangkit agar dapat membanggakan kedua orang tuanya dengan berbagai prestasi yang ia raih dengan kuliah dan belajar sebaik mungkin.
Farah menuturkan penghargaan Ganesha Karsa yang ia peroleh itu, karena ia aktif mengikuti berbagai lomba nasional dan mengharumkan nama ITB serta sekaligus mewakili Aceh.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Mahasiswi yang Ngaku Diculik Supaya Ditebus Orang Tua
“Lombanya itu antar-ITB ada mahasiswa S2 dan S3, Farah baru tahun pertama waktu itu dan masuk 25 besar yang dibawa ke Singapura. Jadi selama tiga minggu belajar di luar negeri, yaitu belajar budaya, teknologi apa yang mereka pakai, dan gimana sistem belajar mereka,” sebut Farah yang bercita-cita menjadi pebisnis muda bidang education dan fashion.
Sejak SMA, ia sudah aktif mengikuti berbagai lomba, seperti lomba debat dan lainnya. Sehingga di bangku kuliah pun, ia merasa harus tetap berprestasi.
Sejumlah prestasi Farah antara lain, juara 1 best unique idea lomba business plan Universitas Pendidikan Indonesia 2019, juara 2 PLN papper competition 2019, dan Top 25 ITB delegates to TF scale program Singapore 2018. Ia juga aktif di kegiatan himpunan dan kegiatan unit kebudayaan Aceh di ITB. []
SUMBER: TRIBUNNEWS