SITI Masyitah ialah Wanita Muslimah yang mengikuti ajaran agama yang dibawa Nabi Musa AS. Dalam kesehariannya ia bekerja sebagai pelayan di kerajaan Firaun. Padahal Firaun adalah orang yang sangat menentang ajaran yang dibawa Nabi Musa.
Keimanan Siti Masyitah akhirnya diketahui juga oleh Firaun. Hal ini bermula ketika suatu hari Siti Masyitah sedang menyisir rambut putri Firaun, tiba-tiba sisir itu terjatuh. Seketika Siti Masyitah mengucap Astaghfirullah. Maka terbongkarlah keimanan Siti Masyitah yang selama ini disembunyikannya.
“Apa di dalam kerajaanku sendiri ada pengikut Musa?” Teriak Firaun dengan amarah membara, setelah mendengar cerita putrinya, perihal keimanan Siti Masyitah.
BACA JUGA: Akhir Kisah Penyisir Rambut Putri Firaun
“Baru saja aku menerima laporan dari Haman, mentriku. Bahwa pengikut Musa terus bertambah setiap hari. Kini, pelayanku sendiri yang berani memeluk agama yang dibawa Musa. Kurang ajar si masyitah itu,” Umpat Firaun,
Ketika Masyitah dipanggil oleh Firaun, tidak ada sedikit pun perasaan takut di hatinya. Ia menghadap Firaun dengan tenang. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.
Saat Masyitah ditanya oleh Firaun apakah tahu akibatnya jika mengikuti agama Musa, makai a akan dibunuh. Dengan tegas Masyitah menjawab, “Saya telah memutuskan untuk memeluk agama Allah, maka telah siap pula menanggung segala akibatnya.”
Melihat sikap Masyitah yang tetap memegang teguh keimanannya, Firaun memerintahkan kepada para pengawalnya agar menghadapkan semua keluarga Masyitah kepadanya. Dan memerintahkan untuk menyiapkan belanga besar, yang diisi dengan air yang dimasak hingga mendidih.
Ketika semua keluarga Masyitah telah berkumpul, Firaun memulai pengadilannya.
“Masyitah, kamu lihat belanga besar didepanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa, dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak pikirkanlah keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Firaun, Siti Masyitah sempat bimbang. Tidak ada yang dikhawatirkannya dengan dirinya, suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih bayi. Naluri keibuannya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya. Sisi lain Siti Masyitah meyakini bahwa Allah selalu menyertai.
Ketika itu, terjadilah suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada Ibunya, “Ibu, janganlah engkau bimbang. Yakinlah dengan janji Allah.”
Melihat bayinya berkata-kata dengan fasih, menjadi teguhlah iman Siti Masyitah. Ia yakin, hal ini adalah tanda bahwa Allah tidak akan meninggalkannya.
BACA JUGA: Saat Nabi Musa Sakit Gigi
Allah pun membuktikan janji-Nya. Ketika Siti Masyitah dan keluarganya dilemparkan satu persatu ke dalam belanga itu, Allah telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga tidak merasakan panasnya air dalam belanga itu.
Demikianlah kisah seorang wanita salehah yang tetap teguh memegang keimanannya, walaupun dihadapkan dengan bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
Ketika Rasulullah SAW Isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan, “Kuburan siapa itu, Jibril?” Tanya Rasulullah.
“Itu adalah kuburan seorang wanita salehah yang bernama Siti Masyitah,” Jawab Jibril [ ]
Referensi: Wanita Dambaan Surga/Muhammad Syfi’ie el-Bantanie/PT Elex Media Komputindo.Jakarta.2013