PENYANYI Malaysia, Datuk Seri Siti Nurhaliza, baru-baru ini meluncurkan label hijab yang diberi nama Afiya. Memiliki label hijab sendiri merupakan impian Siti sejak dia mulai berhijab pada 2013 lalu.
“Memiliki jenama hijab dan muslimah modest wear sendiri merupakan impian saya sejak saya mula berhijab,” tulis Siti di laman Instagramnya @ctdk.
Siti Nurhaliza pun memberikan alasan mengapa ia turun ke bisnis fesyen untuk wanita berhijab ini. Siti mengatakan bahwa hijab harus menutupi dan membuat pemakainya merasa nyaman. Yang terpenting dari memakai hijab, kata pelantun Cindai ini adalah bisa memberikan rasa percaya diri pada setiap wanita muslimah.
BACA JUGA: Siti Nurhaliza Luncurkan Produk Kosmetik Halal di Indonesia
Baginya, bahan atau model jilbab harus menjadi yang utama. Sehingga setiap wanita berhijab bisa memakainya dengan perasaan gembira.
“Yang terpenting bagi saya selalu kualitas hijab itu sendiri, di samping desainnya,” kata Siti Nurhaliza, sebagaimana dikutip dari The Star.
https://www.instagram.com/p/CNNBoxEnzNF/
Sementara nama Afiya untuk label hijabnya mengandung makna kepositifan, kecerdasan, keanggunan dan kesopanan. Nama tersebut diambil dari nama putrinya sendiri.
Afiya adalah hasil kolaborasi dengan nama besar lain di Malaysia, desainer Datuk Jovian Mandagie. Dengan bantuan tim di balik Grup Jovian Mandagie, Siti berharap bisa membawa label hijabnya ke level internasional.
Selain hijab, Siti juga meluncurkan produk masker hasil kerjasamanya dan team @officialsimplysiti bersama Dato @jmandagie dan team Jovian. Masker ini diberi nama Jovian 3-Ply Mask: CTDK Edition.
https://www.instagram.com/p/CNKqiOSn4S2/
Ini bukan usaha bisnis pertama Siti. Sebelumnya, dia telah meluncurkan merek kosmetiknya sendiri SimplySiti pada tahun 2010.
BACA JUGA: Pesohor Malaysia, Neelofa Noor Mantap Tampil Bercadar
Ketika ditanya, dia mengatakan pakaian sederhana adalah bisnis yang kompetitif. Menurutnya, ini juga merupakan industri yang serba fakta yang telah melihat pertumbuhan pesat di seluruh dunia.
“Modestwear telah menjadi gaya hidup banyak wanita di negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia selama bertahun-tahun, jadi menarik untuk melihat kemunculan dan penyebaran modestwear di Barat,” katanya. []
SUMBER: THE STAR