AMERIKA terus memveto setiap resolusi yang mendukung Palestina. Kadang juga Inggris. Amerika mengakui Otoritas Palestina sebagai wakil Palestina, namun setiap akan mengajukan diri sebagai anggota penuh PBB, selalu diveto oleh Amerika. Amerika pun tak mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Aneh bukan? Mengapa seperti ini?
Amerika selalu mendorong perjanjian antara Penjajah dengan Palestina. Banyak perjanjian yang menjanjikan kemerdekaan bagi Palestina. Namun mengapa tidak direalisasikan? Yang terjadi penjajahan terhadap Palestina terus dibiarkan dan didukung oleh Amerika dan Barat. Mengapa seperti ini?
Negara-negara Arab pernah melancarkan perang “palsu” kepada penjajah Israel. Tujuannya, bukan untuk membebaskan Palestina, tetapi mengamankan wilayahnya sendiri. Palestina hanya kedok perjuangan.
Negara-negara Arab semakin mesra dengan penjajah Israel. Normalisasi hubungan terus dijalin. Palestina terus ditinggalkan sendirian. Saat diagresi pun, Palestina sendirian berjuang, negara-negara Arab dan Islam hanya berteriak. Bahkan ada yang membantu penjajah Israel diam-diam. Mengapa seperti ini?
Ada skenario kemerdekaan dari Allah. Palestina akan meraih kemerdekaan bukan karena perjuangan PLO, bukan hasil keroyokan negara Arab terhadap penjajah Israel, bukan perjanjian Oslo yang diprakarsai Amerika dan Barat, bukan dari para anggota PBB. Tetapi dari perjuangan rakyatnya sendiri.
Kemerdekaan Palestina berasal dari perjuangan rakyatnya dari penjara-penjara yang dibuat penjajah Israel di Tepi Barat dan Gaza. Dari tenda kemiskinan yang digempur secara brutal dengan mesin perang yang ganas. Dari para penjuangnya yang menempa dirinya untuk melawan keganasan penjajah Israel.
BACA JUGA:Â Mengapa Kafir Quraisy Tidak Diazab?
Palestina adalah negeri yang diberkahi. Apakah kemerdekaannya hasil mengemis dan pemberian dari bangsa lain? Palestina ingin membuktikan pada dunia, bahwa kemerdekaan karena pertolongan dari Allah. Hasil keteguhannya membela agama Allah. Itulah sekenario kemerdekaan Palestina. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter. Redaksi berhak melakukan editing terhadap naskah tanpa mengubah maksud dan tujuan tulisan.