RAHMAT, salah satu tetangga Eko Purnomo, pemilik rumah yang terblokade karena tak punya jalan, menuturkan penjelasan mengapa hal itu terjadi.
Pertama, menurut Rahmat, ia sempat menawari sebagian tanah miliknya untuk dibeli Eko sebagai akses jalan menuju rumahnya. Karena tak punya uang, Eko menolak tawaran itu.
“Jauh sebelum membangun silakan untuk membeli tanah kami satu tumbak ke belakang. Tapi waktu itu Pak Eko merasa keberatan, dananya kurang jadi membeli ke belakang yang lebih pendek, asumsi kami ke Pak Yana,” tutur Rahmat.
BACA JUGA: Polemik Rumah Eko yang Diblokade, Musyawarah Belum Sampai pada Mufakat
Rahmat menyatakan bahwa Eko menuntut ingin dibukakan jalan, sedangkan gang jalan menuju rumah Eko sudah dibangun rumah.
“Jadi pak Eko tertutup (jalannya). Rumah yang menutup gang ini diharapkan memberikan akses karena lebih dekat,” jelasnya.
Kedua, Rahmat sendiri mengaku saat melakukan pembangunan rumah, ia sudah membuatkan pintu darurat di bagian belakang rumahnya yang menghadap langsung rumah Eko. Rahmat menyatakan bahwa pintu itu dimaksudkan sebagai pintu darurat saja bagi Eko.
BACA JUGA: Diberi Akses ‘Pulang’ Pak Eko Enggak Mau Masuk
“Karena hanya kemanusiaan saja apabila terjadi sesuatu di rumah Eko mau gimana. Waktu itu juga Eko mau masuk ke dalam ambil barang silakan. Itu rasa kemanusiaan kami. Karena waktu itu Pak Eko tidak bisa membeli karena terlalu panjang, jadi mau beli ke belakang beberapa meter,” demikian Rahmat seraya menyesalkan penilaian bahwa dirinya lah yang menutup rumah Eko. “Saya keberatan kalau saya memblokade rumah Eko, karena kami komunikasi terus, seolah-olah saya menutupi jalan dan tanah kami tidak ada akses jalan ke rumah Eko.” []
SUMBER: KOMPAS