GAZA—Jumlah warga Palestina yang wafat di Jalur Gaza meningkat menjadi 18 orang pada hari Senin (02/04/2018) kemarin. Jumlah korban ini disebabkan oleh serangan tentara Israel ketika para warga Palestina melakukan demonstrasi pada hari Jumat menuntut kembalinya pengungsi di dekat perbatasan Gaza.
Namun, serangan terhadap demonstran Palestina tersebut dibela oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Avidgor Liberman. Mereka menyatakan bahwa Israel akan bertindak tegas dan meyakinkan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan masyarakat Israel.
Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada pasukannya yang mengawal perbatasan negara. “Tentara kita telah melaksanakan tugas sangat baik,” katanya.
“Saya menghormati setiap tentara Israel yang menjaga perbatasan Israel dan membiarkan masyarakat Israel merayakan Paskah dalam damai,” kata Netanyahu, Ahad, (1/4/2018).
Liberman sendiri mengkriik permintaan investigasi atas serangan mematikan yang dilakukan aparat keamanan Israel kepada warga Palestina di perbatasan Gaza. Menurut Liberman, permintaan penyidikan itu tidak masuk akal.
“Saya tidak mengerti yang mereka inginkan soal komisi penyidikan. Mereka itu (aparat keamanan) kebingungan dan berfikir bahwa kelompok Hamas mengkoordinir aksi itu kemarin. Kami harusnya mengirimkan bunga pada mereka,” kata Liberman melalui akun media sosialnya.
Lieberman menegaskan warga Palestina yang melakukan aksi jalan adalah anggota Hamas sehingga yang dilakukan aparat keamanan Israel adalah mencegah aktivis-aktivis yang terkait dengan sayap militer Hamas.
PBB sendir mendesak dilakukannya sebuah penyelidikan yang independen dan transparan atas kematian lebih dari 12 warga Palestina pada Jumat, (30/3/2018) lalu. Seperti diketahui, saat itu merupakan hari pertama dilakukannya aksi turun ke jalan ke arah pagar perbatasan Gaza – Israel. Rencananya, aksi ini akan berlangsung sampai 6 pekan ke depan.
“Kami menyerukan kepada seluruh pihak untuk menahan diri dari setiap tindakan yang bisa mengerah pada kerusakan lebih jauh,” kata Sekjen PBB, General Antonio Guterres, Sabtu, (31/3/2018).
Atas peristiwa pembantaian itu, Dewan Keamanan PBB diminta oleh Kuwait untuk menggelar sebuah pertemuan darurat
Aksi turun ke jalan yang dimulai pada Jumat, 30 Maret 2018, dilakukan untuk memperingati Hari Tanah, yakni hari ketika ratusan ribu lebih warga Palestina diusir Israel.
Aksi tersebut kemudian berubah menjadi pertumpahan darah ketika 17 warga Palestina dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat seranagn militer Israel. []
Sumber: Middle East Monitor