SEBAGAI agama rahmat bagi seluruh umat manusia, Islam telah mengatur segala hal yang berkaitan dengan pemberantasan kemiskinan. Anjuran zakat dan sedekah termasuk di antaranya. Yakni, harta yang diambil dari mereka yang kaya untuk kemudian didistribusikan kepada para fakir miskin.
Sungguh, zakat dan sedekah merupakan metode yang sangat tepat untuk menanggulagi kemiskinan dan pengangguran. Syaratnya, zakat tersebut benar-benar dikelola dengan seprofesional mungkin.
BACA JUGA: 5 Dzikir Pembuka Rezeki, Ini Dia
Namun sekali lagi, anjuran mengeluarkan zakat dalam Islam ini, bukan berarti Islam melejitimasi kemiskinan, peminta-minta dan pengangguran. Akan tetapi, Islam memberikan solusi dan jalan keluar dari ketiga masalah di atas. Sebab, sepanjang perguliran roda zaman ini, akan selalu ada orang-orang miskin, pengangguran dan peminta-minta. Dan inilah yang membedakan syariat Islam yang agung dengan ajaran agama-agama yang lainnya.
Buktinya, Rasulullah SAW sendiri pernah menjelaskan, bahwa orang yang membawa tambang, lalu pergi ke gunung mencari kayu lalu dijual untuk makan dan bersedekah, itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang.
“Demi Yang jiwaku ada di tanganNya, seorang yang mengambil tali di antara kalian, kemudian digunakan untuk mengangkat kayu di atas punggungnya, itu lebih baik baginya daripada ia mendatangi orang kemudian ia meminta-minta padanya, yang terkadang diberi dan tak jarang ditolak”. (HR. Al-Bukhari)
Inilah motivasi bekerja yang diberikan oleh Rasulullah SAW untuk menghindari kemiskinan. Bahkan, Nabi SAW pernah mencium tangan seorang sahabat yang sangat kasar lantaran banyak digunakan bekerja untuk menghindari dirinya dari meminta kepada orang lain. Ditambah lagi anjuran beliau dalam banyak haditsnya, untuk tidak meminta tolong kepada orang lain selama kita masih sanggup untuk melakukannya.
Dari keterangan ini jelaslah, bahwa Islam mencela orang yang tak mau berusaha dan bekerja dengan dalih pekerjaan susah, atau alasan bahwa kemiskinan itu sudah merupakan garis takdirnya. Sementara Rasulullah SAW bersabda: “Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah memberi rizki kepadamu, seperti halnya burung. Pagi hari ia keluar dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
BACA JUGA: Bertahun-tahun Bekerja, Kau Tak Bisa Bedakan Buah Masam dan Manis?
Di samping itu, bagi mereka yang kebetulan mampu, jangan lupa bahwa dalam harta Anda terdapat hak orang lain yang harus ditunaikan. Hindari sikap tamak dan rakus terhadap harta apalagi menggunakannya hanya untuk berfoya-foya dan mengumbar hawa nafsu. Sungguh, harta yang dititpkan Allah Ta’ala tersebut akan ditanyakan pada hari kiamat kelak. Darimana engkau peroleh dan kemana engkau belanjakan. Wallahu a’lam. []
SUMBER: WAHDAH.OR.ID