Oleh: Jamin Safar
Manusia hidup sebagai jawaban atas proses penyembahan. Bahkan Tuhan semesta alam menegaskan, ‘Tidaklah aku ciptakan bangsa jin dan manusia kecuali untuk menyembahku.
(وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ)
’Maka bukan hanya manusia, bahkan jin pun juga ikut diciptakan sebagai jawaban dari proses penyembahan Yang Esa. Ini yang seringkali terlupa atau bahkan dilupakan manusia.
Setelah menjadi solusi dan jawaban atas proses penyembahan ini, lalu apa? Setelah memahami hakikat ini, fokus manusia harus berubah dan berlanjut, layaknya fase kehidupan. Setelah hidup, maka mati, kemudian hidup lagi. Maka selanjutnya, setelah menjadi solusi atas proses penyembahan, manusia harus kembali menjadi solusi; solusi atas kehidupan yang dijalani saat ini.
Setiap orang akan ditakdirkan menjadi solusi atas masalahnya masing-masing. Sangat mungkin manusia akan berbeda posisinya antara satu dengan lain. Tetapi, solusi atas proses penyembahan yang pertama tadi, pasti dilalui oleh semua manusia tanpa terkecuali.
Maka sebagai manusia, jalani proses penyembahan terhadap Yang Esa, karena disitulah tolak ukurnya. Tolakukur bagaimana fase selanjutnya akan ia jalani; berhasil atau gagal, bersyukur atau kufur. []