JAKARTA. Jika kita kilas balik ke sejarah perjalanan bangsa ini khususnya perjalanan perumusan kelima sila Pancasila, maka peranan tokoh dan cendekiawan Islam sangat besar. Bahkan dapat dikatakan, Pancasila yang telah menjadi falsafah bangsa dan sumber bagi nilai-nilai yang terkandung di dalam konstitusi, tidak lepas dari ijtihad dari para tokoh muslim dan ulama baik saat perjuangan kemerdekaan maupun di saat-saat perumusan dasar negara setelah proklamasi.
“Tidak perlu diragukan lagi bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sangat sejalan dengan nilai-nilai agama Islam. Kelima sila dalam Pancasila mulai dari keesaan Tuhan, prinsip kemanusian, keadaban, persatuan, permusyawaratan dan keadilan sosial juga ditemukan atau menjadi prinsip sentral dalam ajaran agama Islam,” ujar Anggota MPR RI/DPD RI Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) di hadapan jamaah Majelis Ta’lim, di Jakarta Barat (18/7/2023).
BACA JUGA: Fahira Idris Harap RUU Perzinahan Mengikat Semua Kalangan
Fahira Idris mengungkapkan, sila pertama Pancasila yang menyatakan bahwa Indonesia berpegang teguh kepada Ketuhanan Yang Maha Esa sejalan atau konsisten dengan keyakinan agama Islam yang mengajarkan keesaan Tuhan (tauhid) salah satunya sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas.
Begitu juga sila kedua Pancasila yang memastikan hubungan antarwarga negara harus berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, searah atau satu tujuan dengan prinsip sentral dalam ajaran agama Islam yaitu mewajibkan umatnya berlaku adil terhadap sesama manusia tanpa memandang ras, agama, atau status sosial. Ini sesuai firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat An Nisa ayat 135 yang menyerukan kepada orang-orang yang beriman sebagai penegak keadilan.
Sila ketiga Pancasila menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan juga menjadi prinsip ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 disebutkan bahwa manusia dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Islam mengajarkan untuk mengutamakan persatuan dan menghindari perpecahan di dalam masyarakat.
BACA JUGA: Dari Mana Inspirasi Lambang Garuda Pancasila Diambil?
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan juga sejalan dengan ajaran Islam yang mempromosikan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan dengan cara musyawarah.
“Prinsip keadilan sosial atau sila kelima juga merupakan salah satu prinsip utama dalam ajaran Islam. Ajaran Islam menolak ketidakadilan ekonomi dan mendorong terjadinya distribusi yang adil dan penghapusan kesenjangan sosial,” pungkas Fahira Idris. []