SELASA (22/8/2023) hari ini, Habib Umar bin Hafidz akan mengisi tabligh akbar di Gelora Joko Samudro, Jalan Veteran Gresik. Tabligh akbar tersebut akan dimulai pada pukul 19.00 WIB. Namun panitia dan tim gabungan keamanan menyarankan agar para jamaah hadir sebelum sore.
Nama Habib Umar bin Hafidz sudah tak asing bagi muslim Tanah Air bahkan di seluruh dunia. Berikut ini sekilas mengenai sang Habib, mulai profil hingga perjalanan dakwahnya.
Ini bukan pertama kali Habib Umar bin Hafidz datang ke kota santri, Gresik. Sebelumnya, Habib Umar bin Hafidz juga datang ke salah satu pondok pesantren di sana.
BACA JUGA: Tahukah Anda, Apa Perbedaan Habib dan Syekh?
Habib Umar bin Hafidz atau nama aslinya adalah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Yang merupakan seorang ulama terkenal, guru, dan pembaru Islam di Yaman.
Habib Umar bin Hafidz lahir pada hari Senin, 27 Mei 1963 di Tarim, Hadramaut, Yaman. Dan sampai saat ini, beliau tinggal di Tarim, Yaman.
Dalam kesehariannya, Habib Umar mengawasi perkembangan di Darul Musthafa. Ia juga memiliki beberapa sekolah lainnya yang telah dibangun di bawah manajemennya.
Habib Umar sudah diajarkan untuk menghafal Al-Qur’an sedari dirinya kecil, dengan berbagai inti teks fikih, hadis, dan bahasa Arab. Selain itu, Habib Umar juga banyak menguasai ilmu-ilmu keagamaan yang banyak dipegang teguh oleh ulama lain seperti Muhammad bin Alawi bin Shihab dan Al-Shaikh Fadl Baa Fadhl serta ulama lain yang mengajar di Ribat, Tarim.
Ayahnya yang bernama Al-Habib Muhammad bin Salim pun sangat menyayangi dan selalu berada di sisi Umar kecil. Sejak kecil, Habib Umar bin Hafidz juga selalu diajarkan oleh ayahnya untuk memperdalam ilmu-ilmu agama dan zikir.
Namun ada tragedi ketika Habib Umar masih kecil, saat sedang menemani sang ayah salat jumat. Ayahnya diculik golongan para komunis. Dan akhirnya Habib Umar pulang sendirian ke rumah dengan membawa syal milik ayahnya.
BACA JUGA: Mengapa Harus Mencintai Para Habib?
Dan sejak saat itu, ayahnya hilang tanpa kabar dan tidak pernah kembali lagi. Menginjak usia muda, Habib Umar memiliki semangat untuk meneruskan tanggung jawab ayahnya di bidang dakwah, dan hanya berbekalkan syal milik sang ayah yang menjadi bendera untuk semangat hidupnya.
Selanjutnya Habib Umar bin Hafidz mengumpulkan orang-orang dengan membentuk beberapa majelis dan dakwah. Usaha dan perjuangannya yang keras demi dakwah Islam membuahkan hasil.
Banyak kelas yang dibuka bagi anak muda atau orang tua, di masjid-masjid setempat dengan penawaran berbagai kesempatan. Ada untuk penghafal Al-Qur’an dan untuk belajar ilmu-ilmu tradisional .[]
REDAKTUR: SYIFA MIFTAHUL RAHMA | SUMBER: JATIM.TIRBUNNEWS.COM | DETIK.COM