AS–Ibrahim Baycora, pria muslim berusia 60 tahun ini dilantik sebagai kepala polisi Muslim pertama di kota Paterson, New Jersey. Baycora dilantik oleh Wali Kota Paterson Andre Sayegh yang merupakan wali kota Arab-Amerika pertama di kota itu. Pelantikan tersebut dihadiri sekitar lebih dari 200 Muslim yang memiliki latar belakang etnis berbeda.
Sayegh mengatakan, Baycora merupakan perwujudan impian Amerika. Dia menambahkan, Baycora adalah kepala polisi keturunan Turki-Amerika pertama yang ada di Amerika Serikat (AS).
Sayegh berharap, penunjukkan Baycora dapat mengatasi korupsi yang telah menggerogoti departemen kepolisian, dan memerangi kejahatan bersenjata yang merajalela selama bertahun-tahun. Sayegh mengatakan, Baycora akan menerima gaji sebesar 218 ribu dolar AS per bulan.
BACA JUGA:Â Adab Muslim saat Hendak dan Bangun Tidur
“Ibrahim adalah produk Peterson. Ini adalah keputusan saya, yang didasarkan pada integritasnya, kecerdasannya, dan reputasinya,” ujar Sayegh, dilansir Paterson Times, Jumat (7/2/2020).
Bagi orang-orang terdekatnya, Baycora digambarkan sebagai sosok yang rendah hati dan bijaksana.
“Paterson telah menjadi rumah bagi saya selama setengah abad. Paterson berada dalam darah saya sepanjang hidup, dan sekarang saya menjadi kepala polisi setelah berkarir selama 32 tahun. Ini adalah suatu kehormatan,” kata Baycora.
Baycora lahir di Eskisehir, Turki dan bermigrasi ke AS saat masih bayi dan keluarganya menetap di Paterson. Baycora mengenyam pendidikan di School 12, School 15, dan Eastside High School. Dia sempat kuliah di Boston University, namun tak lama kemudian dia memutuskan kembali ke New Jersey karena biaya yang terlalu mahal.
Baycora kemudian mendaftar di Rutges University dan mengambil dua jurusan yakni administrasi bisnis dan teknik kimia. Dia lulus dengan mendapatkan dua gelar sarjana.
“Saya rasa agama saya tidak membuat segala sesuatunya berbeda., tapi latar belakang saya menjadi imigran generasi pertama. Orang cenderung merasa diperlakukan dengan adil, terutama jika mereka berasal dari kelompok yang terpinggirkan,” kata Baycora.
Baycora menguraikan rencana sederhana untuk departemen kepolisian yang dipimpinnya. Dia akan lebih banyak menurunkan petugas polisi ke jalan, mengurangi biaya operasional, dan menerapkan lebih banyak teknologi untuk efisiensi. Selain itu, Baycora juga akan memperluas Unit Narkotika untuk menargetkan perdagangan narkoba dan gengster yang menjalankan bisnis di pasar gelap.
“Ini akan membantu mengurangi kejahatan, tidak hanya kejahatan besar tetapi juga isu lainnya seperti pelacuran. Kami akan terus memperluas jangkauan ke komunitas kami serta meningkatkan transparansi,” ujar Baycora.
Ketika masih muda, Baycora pernah terlibat dalam perselisihan dengan Kepolisian Paterson. Baycora mengaku kesal dengan cara polisi memperlakukan dia. Namun, kejadian ini justru menjadi pemicu bahwa dia harus menjadi petugas kepolisian yang baik.
“Saya tidak berpikir mereka memperlakukan saya dengan baik, dan itu memicu keinginan saya. Saya bilang, ‘biarkan saya menjadi petugas polisi’,” ujar Baycora dilansir NJ.com.
BACA JUGA:Â Ribuan Muslim Gelar Shalat Subuh di Al Aqsha Meski Dihambat IsraelÂ
Setelah lulus tes kepolisian, Baycora mendapatkan telepon dari Wali Kota Paterson saat itu, Frank X. Graves Jr. Baycora sempat meminta waktu lebih banyak untuk mempertimbangkan pekerjaan tersebut. Namun, Graves mendesaknya agar membuat keputusan dengan cepat. Akhirnya Baycora menerima pekerjaan itu.
Direktur Keselamatan Publik, Jerry Speziale mengatakan, Baycora memiliki kepercayaan yang tinggi dari publik. Dia selalu berpikir dengan matang dan bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan.
“Secara kolektif, ini mencerminkan kualitas yang sangat menentukan kepemimpinan. Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang menginspirasi. Mereka yang memiliki keunikan punya perbedaan dari orang lain” ujar Speziale. []
SUMBER: PATERSON TIMES