Oleh: Fitria Maulidina
HARUN Al Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24 Maret 809 di Thus, Khurasan. Harun Al Rasyid adalah khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al Hadi adalah khalifah keempat. Ibunya Jurasyiyah dijuluki khayzuran berasal dari Yaman.
Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Al Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmak dari Persia (Iran). Pada masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya bin Khalid Al Barmak. Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma’mun Ar – Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengtahuan dunia. (Wikipedia)
BACA JUGA: Ketika Harun Al Rasyid Ditanya Siapa Orang yang Paling Mulia
Sebagai khalifah kelima di zaman Abbasiyah menggantikan ayahnya, Al Mahdi. Pengangkatannya terjadi pada malam Sabtu tanggal 16 Rabiul Awal 170 H. Saat menjabat usianya baru menginjak 25 tahun. Diusia yang sangat muda tersebut Harun Al Rasyid sudah memimpin 95 ribu pasukan beserta pejabat tinggi dan jenderal veteran dalam pertempuran melawan orang – orang Romawi.
Adapun kebijakan – kebijakan yang dilakukan pada masa kepemimpinannya yaitu : mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat, membangun kota Baghdad yang terletak di antara sungai eufrat dan tigris dengan bangunan-bangunan megah, membangun tempat-tempat peribadatan, membangun sarana pendidikan, kesenian, kesehatan, dan perdagangan, mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian, membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid, dan istana.
Pada masanya Ia memiliki seorang kadi (penasihat kerajaan) yang sangat cerdas yang dikenal dengan nama Abu Nawas menurut cerita rakyat irak ia suka menantang abu nawas dengan hal yang aneh kepada Abu Nawas bahkan di salah satu cerita rakyat ia pernah disuruh memindahkan istananya. (Wikipedia)
Wilayah kepemimpinan Islam pun semakin menyebar luar saat kepemimpinan Harun Al Rasyid, mulai dari Timur Tengah, Eropa, Asia, Afrika, hingga sebagian Benua Amerika. Ada sepenggal kalimat yang ia diucapkan menggambarkan betapa luas dan makmur wilayah kekuasaannya. Suatu hari ia melihat awan mendung, kemudian ia berkata “Hujanlah di manapun yang kau inginkan. Hasil bumi pun akan datang padaku.”
BACA JUGA: Belajar dari Harun al Rasyid, Kita pun Bisa Jadi Pemimpin Sejati
Hujan tersebut sangat bermanfaat untuk kaum muslimin, baik yang turun di wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah maupun diluar wilayah tersebut. Jika turun di wilayah kekuasaan islam,air tersebut digunakan untuk minum dan mengairi sawah mereka. Sedangkan jika turun di luar wilayah kekuasaan islam maka hasilnya akan datang kepada umat islam dalam bentuk jizyah.
Sosok pemimpin seperti Harun Al Rasyid inilah yang sangat dirindukan oleh umat islam saat ini, dimana pada masa kepemimpinannya, ia sangat menghargai ulama, guru – guru, serta kajian – kajian digalakkan, hingga tak heran banyak ulama dan tokoh – tokoh pemikir islam yang menghasilkan karya – karya yang luar biasa. Selain itu, Harun Ar- Rasyid adalah sosok yang sangat dekat dengan rakyat dan taat beribadah.
Referensi: Bobrick, Benson/ Kejayaan Sang Khalifah Harun Ar – Rasyid/ 2013.