AMERIKA SERIKAT–Hana Altaaba, seorang arsitektur di Strang, sebuah firma arsitektur, teknik, dan desain interior pemenang penghargaan di Amerika Serikat.
“Saya tidak punya banyak cerita menarik, saya hanya seorang ibu yang bekerja rata-rata,” kata Hana Altaaba, desainer arsitektur senior dengan Madison’s Strang, Inc.
Bekerja sebagai arsitek senior di sebuah perusahaan besar di negeri Paman Sam, Hana Altaaba memiliki spirit yang kuat terhadap profesinya. Namun, hal itu tak membuat dirinya melupakan identitasnya sebagai Muslimah yang lahir di Palestina.
BACA JUGA: Peran Muslim Kulit Hitam dalam Perkembangan Fashion Muslim di AS
Altaaba telah bekerja di Strang selama lima tahun. Sebelumnya, ia bekerja di Madison’s Bouril Design Studio untuk menggarap bangunan perumahan kelas elite selama 14 tahun.
Meski telah malang melintang di dunia arsitektur, Altaaba tak melupakan jati dirinya sebagai seorang Muslim dan seorang berdarah Palestina.
“Rekan kerja saya mengenal saya dari cara saya berinteraksi dengan mereka. Dalam profesi saya, semua orang tahu saya seorang Muslim,” kata Altaaba seperti dilansir dari Wisconsin Muslim Journal pada Sabtu (4/7/2020).
Ia mengakui, banyak orang yang mempunyai citra salah tentang Islam. Menurut Altaaba orang-orang itu sebenarnya tidak mengetahui apapun yang dilakukan umat Islam.
BACA JUGA: Cerita Zubaida Gubric, Muslimah Pertama yang Kuasai 7 Gaya Baca Alquran di Bosnia
“Kita harus mengubah gambaran itu. Kami bangga dengan asal usul kami dan kami bangga menjadi warga negara Amerika juga. Kami adalah bagian dari negara ini. Kami bertindak seperti apa yang diminta Agama kami. Kami menghormati agama dan ibadah lain, inilah kita,” katanya.
Altaaba, yang lahir dan besar di Palestina, memperoleh gelar arsitekturnya di Universitas Yordania di Amman, dan bekerja sebagai arsitek untuk Jafar Toukan, yang saat itu merupakan firma arsitektur utama di Yordania, sebelum pindah ke Iowa di mana suaminya mengambil pekerjaan di bidang teknologi informasi.
“Saya ibu yang normal,” kata Altaaba, “Saya tidak punya kantor sendiri karena anak-anak saya adalah prioritas saya.”
Namun, ia memastikan tidak pernah kehilangan tempat di bidang pilihannya.
“Saya suka apa yang saya lakukan. Anda harus beradaptasi dan menjaga energi Anda dan terus belajar.” []
SUMBER: WISCOUNSIN MOSLEM JOURNAL