SAYA melihat ada perbedaan standar penggunaan istilah manhaj, antara rekan-rekan salafiyyin, dengan rekan-rekan yang lain.
Istilah manhaj yang digunakan kalangan salafi (pernah saya tulis), itu merujuk pada jalan beragama mengikuti Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’ salaf. Dan cara kita beragama memang harus seperti itu.
Jadi, “beda manhaj” yang mereka maksud, berarti orang yang menjalankan agamanya tidak merujuk pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, entah ke weda, tripitaka atau konsep-konsep lainnya, serta menyelisihi ijma’ salaful ummah.
BACA JUGA: Apa Itu Manhaj Al-Hayat?
Boleh dikatakan, arti “beda manhaj” adalah “kelompok bid’ah dan sesat”. Jadi, jika mereka bertanya, “Bolehkah belajar dengan ustadz beda manhaj?”, artinya: “Bolehkah belajar dengan guru yang sesat?”
Sedangkan kalangan non-salafiyyin, memahami istilah manhaj ini secara berbeda. Mereka menyamakan istilah manhaj ini dengan “madzhab” atau “afiliasi”.
Karena itu mereka terheran-heran, “Kok cuma beda manhaj saja, ustadz itu tidak boleh diambil ilmunya?” Maksud mereka, masa cuma karena beda madzhab, afiliasi atau kelompok, langsung tidak bisa diambil ilmunya.
Lalu, yang mana makna yang harus digunakan? Setiap istilah kita kembalikan maknanya ke pihak yang menggunakan istilah tersebut. Istilah manhaj itu awalnya digunakan oleh salafiyyin, sedangkan kelompok lain hanya mengikuti. Sehingga makna istilah manhaj harus kita pahami, mengikuti yang diinginkan kalangan salafiyyin.
BACA JUGA: Beda Manhaj
Karena itu, saya merasa aneh, kok ada yang mau dibilang “beda manhaj”. Padahal itu berarti, “anda sesat dan menyelisihi Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma'”. Selain itu juga, harus dipahami setiap muslim itu manhajnya satu, dan tidak boleh dituduh beda manhaj, kecuali ada bukti jelas bahwa ia telah menyimpang.
Kritik kita kepada non-salafiyyin, jangan mau disebut “beda manhaj”, kecuali anda mengakui anda sesat, atau sebaliknya anda yang menganggap dia sesat.
Kritik kita kepada salafiyyin, jangan bermudah-mudahan menyesatkan orang, dengan menyebutnya “beda manhaj”, hanya karena beda madzhab, kelompok, afiliasi, atau sekadar beda ustadz yang dijadikan panutan. Menuduh sesat seseorang itu perkara berat.
Wallahu a’lam. []
Facebook: Muhammad Abduh Negara