LOMBOK BARAT—Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menarik status tanggap darurat bencana Gempa Lombok dan sekitarnya, berkaitan dengan menurunnya aktivitas gempa beberapa waktu ini.
Penarikan status ini, menurut relawan Wahdah Peduli, Andi Wawan, membuat warga yang menghuni pengungsian memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.
“Salah satu posko pengungsian binaan Wahdah Peduli ada di dusun Lempenge Lombok Utara, mayoritas mereka memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya mulai awal September,” ujar Rudi saat ditemui di Posko Utama Wahdah Peduli, Desa Gunung Sari, Lombok Barat, Selasa (28/8/2018).
BACA JUGA: Polda NTB: Setop HOAX Kristenisasi Pasca Gempa Lombok
Menurut Rudi, kepulangan warga tersebut menimbulkan masalah baru yang harus segera diatasi, yakni kebutuhan terpal sebagai tempat perlindungan disebabkan rumah mereka yang hancur total.
“Ada sekitar 209 kepala keluarga di dusun tersebut, sehingga jumlah terpal yang dibutuhkan juga sebanyak itu,” terangnya.
Sampai saat ini, Wahdah Peduli telah menerima donasi sebanyak 26 terpal, sehingga masih harus mencari tambahan donasi untuk mencukupi kebutuhan warga. Wahdah Peduli melalui program 1000 terpal membuka donasi kepada para donatur.
“Kondisi ini merata di seluruh wilayah Lombok, makan bantuan terpal adalah kebutuhan yang cukup urgen dan mendesak saat ini,” pungkasnya. []