CINTA merupakan fitrah dan anugerah yang tak ternilai harganya. Di berikan kepada makhluk yang paling sempurna, manusia. Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur jalannya cinta dengan sempurna pula.
Firman Allah: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32).
Dalam Tafsir Jalalain larangan ayat ini lebih keras dibanding kata “Janganlah melakukan zina.” Artinya, mendekati zina saja tidak boleh. Apalagi melakukannya.
Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram.”
Untuk menghindari perbuatan terlarang tersebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Berikut ini cara yang diajarkan Islam untuk menghindakan diri dari zina:
Pertama, tundukkan pandangan.
Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman: “Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)
Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?
Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan: “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)
Kedua, hindari berduaan dengan lawan jenis.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)
Ketiga, hindari berjabat tangan dengan lawan jenis.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Jika ditinjau dari fenomena pacaran saat ini. Banyak perbuatan yang dilarang diatas. Dapat kita lihat. Pacaran merupakan perbuatan yang mendekati zina. Bermula dari pandangan mata lalu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk melakukan perbuatan keji dengan alasan pembuktian cinta.
Tidak ada pintu paling lebar dan paling mendekati ruang zina selain pintu pacaran. Termasuk pacaran syar’i. Sungguh pacaran yang dilabeli kata syar’i tidak mungkin bisa terhindar dari larangan-larangan di atas. Pacaran Syar’i itu mustahil, sebab pada dasarnya perbuatan tersebut bertentangan dengan syari’at itu sendiri. []
Sumber: Rumaysho