HAMPIR bisa dipastikan orang-orang di zaman digital seperti saat ini memiliki akun media sosial. Dan pastinya mereka punya akun Facebook. Pasalnya medsos ciptaan Mark Zuckerberg ini adalah yang terbesar di dunia. Bermain medsos seperti Facebook memang mengasyikan dan tak jarang bisa lupa waktu. Namun Anda harus paham bahwa segala sesuatu yang berlebihan adalah tidak baik.
Baru-baru ini peneliti mengungkapkan bahwa orang yang berhenti menggunakan Facebook menjadi lebih produktif, sedikit lebih tidak tertekan, dan lebih baik secara keuangan, sebagaimana dilaporkan Daily Mail.
Ekonom Roberto Mosquera dari Universidad de las Américas, Ekuador, bersama rekannya mempelajari 1.765 siswa yang menggunakan Facebook di Universitas A&M Texas. Temuan lengkap dari penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Experimental Economics.
BACA JUGA: Ketika Medsos Mencipta Petaka
Para peneliti membagi peserta menjadi dua kelompok yakni satu kelompok yang mengambil istirahat satu minggu dari Facebook dan yang lainnya tetap di platform tersebut.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa para siswa yang keluar dari Facebook melaporkan menjadi lebih produktif, merasa tidak tertekan, terlibat dalam kegiatan yang lebih sehat, makan lebih sedikit, bahkan melakukan lebih sedikit pembelian yang sifatnya impulsif.
“Facebook memiliki efek signifikan pada aspek-aspek penting kehidupan yang tidak berkaitan langsung dengan pembangunan dan dukungan jejaring sosial,” ungkap para peneliti.
Para peneliti juga bertanya kepada sukarelawan berapa banyak mereka ingin dibayar sebagai kompensasi karena rela beristirahat dari Facebook selama satu minggu. Rata-rata, peserta menganggap selama satu minggu dari Facebook bernilai $ 67 (Rp 946.000). Ini merupakan bagian yang cukup besar dari anggaran mingguan khas siswa.
Bahkan setelah seminggu beristirahat dari Facebook, nilai tersebut naik hingga 20 persen. Penilaian yang meningkat ini, menurut para peneliti, adalah tipikal dari hubungan yang adiktif dengan platform.
Selain dampak kesehatan dan keuangan, para peneliti juga menemukan bahwa peserta yang mengambil istirahat dari media sosial juga mengonsumsi lebih sedikit berita.
“Pembatasan Facebook mengurangi konsumsi berita. Diketahui juga bahwa partisipan juga tidak mencari berita dari platform media sosial atau sumber berita lainnya ketika beristirahat dari Facebook,” tulis para peneliti.
BACA JUGA: Muslim Rohingya Terancam Terusir dari India Gara-gara Facebook
Profesor Mosquera dan timnya juga melaporkan bahwa para siswa yang keluar dari Facebook menjadi kurang sadar akan berita politik – dan efeknya terlihat lebih kuat pada pria dibandingkan dengan wanita. “Tidak ada efek pada kesadaran berita dari sumber utama,” tambah tim.
Temuan ini menambah dukungan untuk studi sebelumnya yang melaporkan bahwa Facebook dapat berfungsi sebagai saluran penting untuk sumber berita non-mainstream dan palsu.
Nyatanya dari hasil studi terbaru, tim menemukan bahwa berhenti dari Facebook menyebabkan orang, selain mengkonsumsi lebih sedikit berita secara keseluruhan, tetapi juga mengurangi kesadaran mereka akan berita palsu dan non-mainstream. []
SUMBER: TEMPO