PALESTINA—Kementrian Kesehatan Palestina dilaporkan telah menuduh militer Israel sengaja melakukan siasat pembunuhan terhadap warga Palestina. Salah satunya dengan menggunakan gas beracun yang komposisinya belum diketahui.
Menurut laporan PIC pada Ahad (1/1/2018), juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Asyraf Qudrah, menilai bahwa studi AS telah berhasil membongkar penggunaan gas air mata oleh tentara Israel dengan komposisi ‘canggih’ untuk menghadapi rakyat Palestina. Hal ini membuktikan apa yang disebut rasisme penjajah Israel dan penggunaan kekuatan yang berlebihan dengan sarana canggih dan kompleks.
Dia menegaskan bahwa penggunaan kekuatan yang berlebihan seperti ini bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional dan piagam Jenewa IV, sekaligus mencerminkan “sejarah pendudukan kriminal (Israel) yang hitam.”
“Studi ini menguatkan apa yang pernah kami ingatkan seputar penggunaan gas ‘aneh’ oleh tentara Israel yang bisa menyebabkan stress, kelumpuhan, muntah, batuk parah, kejang-kejang dan hilangnya kesadaran,” ungkap Qudrah.
“Berlanjutnya penggunaan gas ini yang tidak luput menyasar para tim medis dan wartawan. Semakin mengkhawatirkan ketika kami mengetahui gas ini bisa menyebabkan kematian terhadap sejumlah warga yang menderita penyakit kronis atau kurang imunitas seperti anak-anak dan orang usia lanjut. Dan lagi, gas ini bisa menyebabkan keguguran wanita hamil, cacat janin, atau kecacatan dan kelemahan dalam pertumbuhan anak-anak dan siswa sekolah di wilayah yang menjadi target serangan secara terus-menerus,” tambahnya.
Sebuah studi Amerika Serikat yang diterbitkan baru-baru ini oleh Universitas California Berkeley, telah mengungkapkan penggunaan gas air mata oleh tentara Israel saat konfrontasi dengan orang-orang Palestina.
Studi tersebut menunjukkan adanya efek fisik gas air mata pada orang-orang Palestina, anak kecil atau dewasa, seperti kehilangan kesadaran, keguguran, kesulitan bernafas, termasuk asma dan batuk, pusing, ruam, sakit parah, peradangan kulit yang alergi, sakit kepala, iritasi saraf, trauma akut pada luka vaskular, dan lain-lain.
Adapun efek gas tersebut terhadap kesehatan mental adalah terjadinya tekanan psikologis, yang menyebabkan gangguan tidur, respons stres akut, gangguan stres kronis dan syok.
Para peneliti meminta agar Israel mengungkap informasi tentang jenis perangsang kimia yang digunakan di Tepi Barat, termasuk komposisi kimianya. Informasi ini amat berguna agar para spesialis dapat memberikan perawatan yang tepat untuk mereka yang terkena tembak gas tersebut. []