ROKOK elektrik atau vape saat ini tengah digandrungi masyarakat, terutama kalangan muda. Padahal menurut studi baru-baru ini diketahui bahwa vape bisa membuat seseorang lebih stres, radang paru-paru, dan membahayakan protein penting dalam tubuh.
Temuan tersebut berdasarkan studi yang dilakukan teknik biomolekuler yang dikembangkan oleh para peneliti di Department of Energy’s Pacific Northwest National Laboratory, Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Merokok, Buang-buang Uang Saja?
Peneliti mengungkapkan bahwa vaping dapat menyebabkan perubahan struktural halus pada protein. Studi ini menandai pertama kalinya para peneliti mengukur kerusakan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa umum dalam rokok elektrik tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional yang tetap mengandung bahaya sendiri.
Peneliti melakukan uji coba pada tikus menggunakan paparan uap rokok elektrik di tiga sesi dalam satu jam selama tiga hari.
Para peneliti menemukan tanda-tanda stres oksidatif: ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk mengurangi efek berbahaya tikus tersebut.
Radikal bebas merupakan molekul dengan elektron yang tidak berpasangan, produk sampingan yang tak terelakkan dari banyak proses biokimia tubuh dan, ketika dalam jumlah besar yang tidak proporsional, menjadi penyebab penyakit dan disfungsi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaping dapat membuat jaringan stres, tetapi mekanisme dan detail di balik stres itu tetap tidak jelas.
BACA JUGA: Dalam Islam, Rokok Elektronik Bolehkah Dikonsumsi?
Teknik baru ini, kata ahli biokimia Charles Ansong, mengidentifikasi modifikasi yang dibuat pada protein yang menjelaskan bagaimana rokok elektrik menyebabkan disfungsi.
“Teknik ini mengidentifikasi protein mana yang sedang dimodifikasi, dan ini menunjukkan seberapa besar kemungkinan mereka mempengaruhi fungsi protein dan jalur molekuler. Ini memberi kami banyak wawasan tentang mekanisme di balik efek merugikan dari rokok elektrik,” kata Ansong.
Paparan rokok elektrik mengubah beberapa protein yang terkait dengan respons peradangan tubuh, serta menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik secara sering dapat mendorong paru-paru ke dalam keadaan stres kronis. []