Oleh: Fitri Amalia, Ibu Rumah Tangga Tinggal di Bengkulu
KITA sering kali mengeluh saat melihat suami yang hari libur kerjanya duduk saja sambil terus menonton TV. Apalagi kalau ‘ngorder mulu’. Seperti saya nih contohnya.
“Mah, ambilin korek kuping dung.”
“Mah, bikin teh manis gih.”
“Yah, pah baru mau nempel-nempel ikutan nonton dah ngorder,” jawabku.
Tapi ternyata ketika dia tidak ada, keluar kota misalnya. Keadaannya akan jauh lebih repot dari pada tidak ada dia. Malam jadi lebih mencekam, apalagi ditambah air hujan yang deras menimpa genting seng ini, terus mati lampu lagi. Lengkaplah suasana horor di rumahku. Jadi deh susah tidur melek saja sampai larut. Belum lagi anak-anak yang jadi susah diatur. Yang biasanya saya bisa bilang ke anak saya,
“Pah, tuh Marfi enggak mau ngerjain PR.”
Lalu dengan segera Marfi mengerjakan PR. Kalimatnya jadi berubah.
“Kenapa, ngantuk? Ya udah bobo aja besok bangunnya subuh-subuh. Negerjain PR-nya.”
Tapi akhirnya apa? Paginya dibangunin susah, lagi-lagi saya tidak bisa bilang.
“Pah… Marfinya tuh enggak mau bangun.”
Bisa ditebak apa yang terjadi kemudian. Pagi jadi heboh di rumah karena serba buru-buru. Sedikit bentakan pun mampir ke telinga Marfi karena nulisnya lama. Sampai di sekolah terlambat dan kakak Marfi jadi ngambek, tidak mau masuk ke sekolah.
“Udah di tutup Mah gerbangnya, aku enggak mau masuk,“ sambil sedikit nangis.
Tapi ya namanya juga saya,
“Tuh enggak dikunci, buruan masuk ngendep-ngendep.”
Belum sampai di situ kerepotan saya. Setelah berangkatnya bawa motor sedikit kencang. Alhamdulillah pulangnya bisa santai bawa motornya. Untung tidak sambil ngelamun. Ternyata, siapa itu tiga orang yang pakai rompi dengan garis menyala saat kena sinar matahari? Astagfirullah petugas, saya tidak punya SIM dan tidak pakai helem karena buru-buru. Untunglah terlihat. Jadi masih keburu muterbalik, sambil senyum-senyum menanggapai beberapa orang yang tadi berteriak mengingatkan .
“Helem… helem…”
Heizzz … terasa benar repotnya kalau tidak ada suami. Biasanya dia yang antar sekolah.
Jadi, buat Umi, Mamah, Ibu, Bunda, Emak syukuri hadirnya suami kita selalu setiap waktu. Dan bukankah repot melayani suami itu ibadah yang mendatangkan pahala? Juga suami sedang tidak ada, bukan hanya repot, tapi pahala juga jadi ikut berkurang. []
Bengkulu 1 Februari 16