SEJAK awal nikah, saya dan istri ngobrol sepanjang waktu. Kapan saja dan dimana saja. Saya inget, tiga hari setelah pernikahan, kami berdua duduk di wisma deket Situ Buleud (Taman Kota), di hujan sore hari, ngobrol sana-sini sambil pegang-pegangan tangan. Wuih, pokoknya. Atau, tak jarang juga kami ngobrol sampai larut malam ketika anak-anak sudah tidur. Ngobrol aja. Nggak pake judul.
Tema obrolan juga ga menentu. Mungkin kebanyakan yang ga penting juga. Terutama dari saya. Saya ke istri itu lebih banyak ngabodor. Terutama canda soal tempat tidur hehehe … Dan jarang ditanggapi juga oleh dia.
Kami ngobrolin apa aja. Nyaris ga ada jeda, kecuali lagi istirahat, atau tilawah. Saat saya kerja pun, istri saya masih sering ngajak saya diskusi dengan tanggapan sering kali blank dari saya. Kalau ada masalah pun, kami ngobrol. Orang dewasa itu, kalau lagi punya masalah, ya bicara. Bukan mutung atawa marah-marah ga karuan. Nggak ada masalah yang ga bisa diselesaiin dengan bicara.
Pola hubungan kami ya saya rasa bisa jadi ga sama dengan pasangan suami istri lain. Ada yang cuma diem-dieman. Mungkin udah karakternya begitu. Dan mereka juga ga punya masalah. Kan bisa jadi, si istri atau suami, atau dua-duanya emang pendiam.
Suami istri itu harus punya cara bagaimana keinginannya bisa terbaca dengan baik satu sama lainnya. Bisa jadi butuh waktu. Dan mungkin dengan cara sederhana pula. Percayalah, dengan berbicara pada pasanganmu, kamu akan lebih gembira dan sehat. InsyaAllah.
Apalagi dalam kondisi semua orang di rumah. Yuk ah, seringkali, simpen HP-mu. Ngobrol, dah! []