SUAMI Iitu pemimpin. Kadang perlu tegas juga.
Misal, suami harus bisa memutuskan nyari nafkah dari kerja atau dari bisnis, nyari nafkah di kota A atau kota B, melibatkan istri dalam bisnis atau tidak. Sekali lagi, harus bisa memutuskan.
Maaf, orang sama sekali tidak tertarik mengikuti pemimpin yang lemah dan ragu-ragu.
BACA JUGA:Â Ippho Santosa dan Tim Khilafah Bicara soal Rokok
Tegas beda sama keras. Beda juga dengan galak dan kasar. Yang saya anjurkan di sini adalah TEGAS.
Pagi kemarin alhamdulillah menemani ustad …. dari jam 6 sampai jam 9. Sepedaan sampai sarapan. Dapat ilmu luarbiasa tentang rumahtangga dan parenting.
Terimakasih Ustadz. Nambah berkah ilmunya, aamiin.
Menyayangi istri, harus.
Melindungi istri, harus.
Menafkahi istri, harus.
Tapi, kadang perlu tegas juga.
Apalagi untuk urusan keselamatan. Memang perlu ketegasan. Nggak boleh mencla-mencle.
Suatu saat, seorang pria cerita sama saya, “Lebih dari 10 tahun menikah, saya nggak pernah marah sama istri.”
Saya pun penasaran, apa rahasianya. Dia jawab, “Saya nggak pernah marah sama istri. Justru saya yang sering dimarahin sama istri.” Hehehe, nggak bener juga ini. Jangan ditiru ya.
Seorang triliuner Indonesia pernah berkata, “Kalau pasangan bersatu, kalau keluarga bersatu, maka tanah tandus jadi emas.” Beuh, kalimat ini sangat menginspirasi saya!
BACA JUGA:Â Menjadi Kaya Ala Nabi
Begitulah. Kalau rukun, guyub, dan akur, jangan heran rezeki akan deras mengucur. Kalau sering bertengkar? Rezeki bisa ambyar, rumahtangga bisa bubar.
Kata kunci di sini adalah selaras. Teman-teman yakin? []
SUMBER: WHATSAPP GROUP | DARI IPPHO SANTOSA