UMMU Salamah yang sesaat sebelumnya tidak tahu seperti apa nasibnya, pulang dengan status baru; ibunda orang-orang mukmin(Ummul Mukminin) dan istri pemimpin orang-orang terdahulu serta kemudian, Nabi SAW.
Sejak saat itu, Ummu Habibah ra meminum dari sumber mata air nan jernih dari kitab Allah dan Sunnah Rasulullah SAW. Ia melalui hari-hari terindah sepanjang hidup dalam kebahagiaan dan kesenangan. Sebab, ia menjadi ibunda orang-orang mukmin (Ummul Mukminin) dan istri sang Kekasih SAW.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ” Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al-Ahzab: 33). Ayat ini turun berkenaan dengan istri-istri Nabi SA secara khusus.” (Al-Arnauth berkata, ” Sanad hadist ini hasan. (Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Abi Hatim seperti yang dinukil Al-Hafizh Ibnu Katsir [III/483].)
Nabi SAW adalah suami paling agung di seluruh dunia. Ummu Habibah ra menjalani kehidupan penuh keimanan yang luhur bersama beliau, karena ia berada di dekat sumber cahaya untuk mempelajari petunjuk, tingkah laku, serta akhlak beliau yang manis nan lembut. []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/Syaikh Mahmud Al-Mishri/Ummul Qura