SUAMIKU bukan milikku sendiri. Kenapa?
Istri mana yang tak sayang suaminya. Semua istri pasti sayang suaminya. Perasaan sayangnya ini salah satunya karena ada sense of belonging dalam diri. Contohnya, karena ia suamiku, ku tak mau ia sakit.
Jadi, akan kusediakan makanan yang sehat untuknya. Kalau suami sedang kurang sehat, akan kupijit ia, kusediakan makanan dan minuman yang menunjang kesembuhannya.
Ya, karena punya ‘sense of belonging’, kita punya rasa ingin menjaganya, ingin selalu bersamanya. Tapi ternyata, suamiku bukan milikku sendiri.
BACA JUGA:Â Jima tanpa Sehelai Benang, Suami Istri Bolehkah?
Tapi, ternyata suami kita bukan hanya milik kita. Ya, betul kita istrinya, tanggung jawabnya. Tapi, bukan hanya istri yang jadi tanggungjawab suami.
Suami kita juga hamba Allah. Allah berhak atas penghambaannya, ibadahnya. Istri harus menyadari hal ini. Agar tak ada drama tarik menarik antara perjalanan kewajiban suami pada Rabb dengan keinginan istri. Contohnya, belanja hingga melalaikan sholat.
Suamiku bukan milikku sendiri artinya, bukan hanya milik Allah, suami kita milik orangtuanya. Kewajibannya berbakti pada orangtua tak putus setelah mengambil perwalian kita sebagai istrinya.
Kewajiban berbuat baik, memberikan materi atau nonmateri dengan baik, dan semisalnya.
Istri harus menyadari hal ini, agar tidak timbul perselisihan kala suami akan berkunjung pada orangtuanya, akan memberikan sebagian rezekinya untuk orangtuanya.
Sebagaimana yang dikisahkan pada masa Rasulullah saw. Bahwasanya seseorang datang menghadap Nabi saw dan berkata, ‘Wahai Rasul, aku memiliki harta dan anak. Tetapi, bapakku ingin mengambil semua hartaku’.
Beliau bersabda, “Engkau dan seluruh hartamu adalah milik bapakmu. Sesungguhnya, anak-anak kalian adalah usaha terbaik kalian. Maka, makanlah dari usaha anak-anak kalian”.
Terakhir, suami kita milik ummat. Ummat berhak mendapatkan dakwahnya. Ummat berhak mendapatkan kebaikan darinya.
Jadi, doronglah, fasilitasilah suami agar ia menebar kebaikan dengan berdakwah pada ummat. Karena itu artinya, suamiku bukan milikku sendiri.
Secintanya dan sesayangnya kita pada suami, pahatlah dalam diri, suami kita bukan hanya milik kita. Ia milik Rabbnya, milik orangtuanya, dan milik ummat.
https://www.youtube.com/watch?v=HeMHy8kG9-E&t=84s
Semoga Allah menjadikan kita istri sholeha yang mengingatkan suami akan kewajibannya pada Allah, orangtua dan ummat. Mendukungnya selalu bukan justru mendorong untuk meninggalkan pelaksanaan kewajiban itu.
BACA JUGA:Â Istri Taat pada Suami, Agar Dapatkan Surga
Agar bisa jadi istri yang sholehah, haruslah benak kita diisi dengan ilmu. Pertebal iman. Agar Cinta pada suami pun tak sebatas hanya penyaluran naluri saja. Tapi juga berlandaskan iman pada Allah SWT.
Semoga Allah yang mengumpulkan kita di dunia, kembali mengumpulkan kita di akhirat. Aamiin.
Wallahu’alam bish shawab. []
Oleh: Fatimah Azzahra, S. P.d | zahraluvtheearth@gmail.com