Oleh: Raya Hasanah
Gina: “Maaf ya, cuma air aja, ngga ada kue.”
Aku: “Ngga apa-apa, Na. Hmm, btw kamu beruntung sekali ya, abis nikah udah langsung punya rumah.”
Gina: “Iya Alhamdulillah. Tapi suamiku pelit, Ra.” Senyum terpaksa.
Aku: “Pelit bagaimana?”
Gina: “Iya. Dia ngasih uang bulanan sedikit. Dia juga ngga merhatiin pakaian aku. Trus, biaya anak-anak juga aku yang tanggung.”
Aku: “Hmm… Â mungkin karena gaji nya sedikit kali, Na.”
Gina: “Iya juga sih. Tapi kalau dapat bonus, ngga pernah dikasihin ke aku, Ra.”
Aku: “Kamu cobalah bicara soal ini ke dia. Rumah tangga udah 10 tahun ko, masih ributin soal ini.”
Gina: “Harusnya sih dia ngerti, Ra.”
Aku: “Lho, gimana dia mau ngerti kalau kamu ngga bilang.”
Gina menarik napas panjang.
Aku: “Eh, tapi kan Allah kasih kamu penghasilan juga. Lihat, bisnis online mu, banjir order kan?”
Gina mulai senyum.
Gina: “Iya sih. Suamiku juga suka bantuin bisnisku.”
Aku: “Nah, itu dia. Jadi inilah rezeki kalian. Jangan suka lupain karunia Allah, deh.”
Gina: “Hehe… Iya-iya.”
Aku: “Yang terpenting, meski suamimu pelit, beruntunglah karena dia ngga pernah main wanita di luar sana.”
Gina tersenyum, matanya berbinar, ia langsung memelukku.
Gina: “Kamu benar, Ra. Astagfirullah aku berdosa sekali telah mengeluh.”
Aku: “Setiap orang pasti punya kekurangan. Jangan sampai kekurangan yang kecil itu jadi menutupi kebaikannya.”
Gina: “Ya, meski pelit, tapi suamiku kreatif. Aku minta dibuatin apa aja, dia selalu bisa.” []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.