INGGRIS—Seorang gadis pengungsi asal Suriah dikabarkan telah berhasil menjuarai kompetisi puisi di Inggris. Ia berhasil menjuarai lomba tersebut setelah ia menulis puisi tentang kampung halamannya yang hilang, Suriah.
“Ketika di Suriah, kami ketakutan sepanjang waktu,” ujar Amineh Abou Kerech kepada The Guardian pada Ahad (1/10/2017). Ia menjuarai perlombaan puisi Betjeman 2017 untuk kategori anak usia 10-13 tahun.
“Ketika mengingat Suriah, saya amat sedih. Bahkan saya menulis tentang Suriah sambil menangis,” tambahnya.
Amineh tidak terlalu ingat negaranya dengan sangat baik. Pada usia 8 tahun saja, Amineh telah meninggalkan Suriah pada 2012, satu tahun setelah revolusi.
Dia mulai menulis puisi selama empat tahun yang dihabiskan bersama keluarganya di Mesir, namun sejak pindah ke Inggris pada musim panas lalu, dengan bahasa baru untuk dikuasai dan budaya baru digabungkan, dia telah bekerja keras menulis puisi dalam bahasa Inggris.
Bergabung dengan Oxford Spires, sebuah akademi multikultural di mana lebih dari 30 bahasa digunakan. Amineh dan adiknya Ftoun bergabung dalam sebuah lokakarya yang dipimpin oleh penyair Irak Adnan Al-Sayegh.
Di sinilah mereka bertemu penulis Skotlandia Kate Clanchy, penulis berbakat yang telah mengasah bakat Amine dan Ftoun di kelas mingguan. []